Laporan: Arie Idwan Sujana
Banyuasin, Sumselupdate.com – Dalam beberapa hari terakhir masyarakat Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dihebohkan dengan informasi ada penampakan harimau yang bekeliaran di kebun karet milik warga.
Penampakan harimau ini pertama kali dibagikan oleh Bima Muhammad Rizki melalui akun Facebook miliknya.
Menurutnya binatang buas itu dilihat langsung oleh ibu dan bibinya saat sedang berada di kebun karet.
“Saat itu kondisinya hujan karena tidak ada pondok, maka ibu dan bibi berteduh di bawah batang karet. Saat itulah harimau itu terlihat berjalan di arah belakang mereka,” katanya.
Sementara dalam postingan di akun Facebook-nya, Bima meminta bantuan Dinas Kehutanan maupun BPBD Banyuasin untuk segera bertindak, mengingat harimau itu telah dua kali terlihat di lokasi itu dalam sepekan terakhir.
“Kami mohon segera diamankan (harimau) agar jangan sampai ada petani yang menjadi korban,” katanya.
Terpisah, Kades Sukamulya Imran membantah jika penampakan harimau terlihat di desanya.
“Saya baru denger berita ini dan untuk di Desa Sukamulya tidak ada harimau di kebun karetnya. Kalaupun ada tentu warga saya sudah melaporkan ke saya. Tapi sampai saat ini tidak ada laporan warga tentang harimau. Itu bukan di desa saya, tapi kawasan merpa Desa Muara Dedang,” kata Imran saat dihubungi, Minggu (16/1/2022) malam.
Kepala SKW I BKSDA Sumsel, Yusmono mengatakan, tim sudah bergerak ke lokasi tempat dilaporkannya warga melihat binatangan buas yang diduga harimau tersebut.
“Saat ini belum dapat dipastikan apakah benar ada harimau atau tidak,” katanya.
Menurutnya, berdasarkan saksi mata di lokasi, peristiwa itu terjadi pada 8 Januari 2022.
Di mana saksi saat itu sedang istirahat siang di kebun dan mendengar suara berisik di semak. Tak lama kemudian, muncul sesosok hewan yang kemudian terlihat berlari ke hutan.
“Tim kita sudah menemui saksi mata dari pengakuannya warnanya belang putih dan hitam dengan ukurannya sama seperti anjing,” kata Yusmono, Jumat [14/1/2022]
Selain itu, menurut Yusmono, petugas sudah mendatangi lokasi dan tidak menemukan tanda-tanda harimau seperti jejak kaki hingga kotorannya.
“Coraknya juga hitam putih jauh dari harimau. Kami tidak tahu asal usulnya dari mana, karena saksi mata bilang begitu. Apakah karena terlihat loreng-loreng gitu mereka kaget jadi mereka pikir harimau,” katanya.
Lokasi tersebut tambah Yuswono, bukan merupakan habitat harimau karena sekeliling wilayah merupakan kebun warga dan rawa-rawa yang bukan tempat favorit atau cocok untuk harimau.
Meski begitu, Yusmono mengimbau warga tidak panik tapi harus berhati-hati dengan mengurangi aktivitas menjelang magrib hingga malam hari.
“Terlepas apakah harimau atau bukan masyarakat tetap waspada kurangi keluar pada magrib dan malam hari,” tandasnya. (**)