Tingkatkan Penyidikan Jebolnya Tanggul di Area Tambang PTBA, Polda Periksa Manajer Operasional PT PAMA

Selasa, 3 November 2020
Proses evakuasi korban tertimbun material tangggul yang jebol dan longsor/ Ist

Laporan: Haris Widodo dan Azwar Anas

Palembang, Sumselupdate.com — Direktorat Resort Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumatera Selatan memeriksa sejumlah saksi, terkait jebol dan longsornya tanggul air di Tambang Air Laya Barat PT Bukit Asam (Persero) Tbk.

Direktur Kriminal Umum Polda Sumsel, Kombes Pol Hisar Siallagan, Selasa (3/11/2020), saat dihubungi via telepon mengatakan, pihaknya telah menaikan kasus tanggul jebol tersebut ke tingkat penyidikan.

“Beberapa hari yang lalu kami telah memeriksa saksi-saksi yang merupakan para manager operasionalnya (PT PAMA Persada Nusantara –red). Dengan menaikkan kasus ini ke lidik,” ujarnya.

Advertisements

Dilanjutkan Hisar Siallagan, pihaknya saat ini tidak ingin gegabah dalam menghadapi kasus ini. Sebab, pihaknya masih membutuhkan masukan para ahli tambang dari universitas di Sumsel.

“Kami tak mau kasus ini cepat selesai, karena kami masih butuh ahli yang benar-benar ahli dalam bidangnya kalau yang kita harap dari universitas di Sumsel. Kalau tak ada terpaksa kami cari luar,” jelasnya.

Hingga saat ini ia masih mengumpulkan data dan dokumen kerja yang dipegang oleh pihak PT Pama Persada Nusantara.

Ia menambahkan untuk izin usaha yang dikerjakan oleh PT PAMA Persada Nusantara sudah dicek dan dilihat. Dan ternyata sudah ada sejak tahun 1990-an.

“Kalau kita liat kemarin dalam pemeriksaan saksi-saksi sudah ada sejak 1990an,”katanya.

Berikut rangkuman kasus jebolnya tanggul air di Tambang Air Laya Barat PTBA:

Tragedi di Awal Oktober

Tanggul air di Tambang Air Laya Barat PTBA jebol dan longsor, pada 1 Oktober 2020, sekitar pukul 05.15 Wib. Peristiwa ini membuat seorang operator alat berat bernama Federik Hensen Sagala meninggal dunia, akibat tertimbun material lumpur beserta alat berat yang digunakannya.

PTBA sendiri telah mengerahkan Emergency Rescue Team (ERT) baik dari PTBA maupun PAMA serta Tim BASARNAS. Namun hingga hari ini sudah lebih satu bulan upaya evakuasi yang dilakukan, jenazah korban masih belum ditemukan.

Selain menggunakan alat berat, proses evakuasi juga memanfaatkan peralatan dengan teknologi untuk mempercepat proses pencarian.

“Beberapa teknologi yang digunakan diantaranya metal detector milik PTBA, Echo Sounder dari Unsri, GPR (Ground Penetration Radar) dari Basarnas dan peralatan pendukung lainnya,” ungkap Manajer Humas, Komunikasi dan Administrasi Korporat PTBA, Iko Gusman.

Tim temukan barang pribadi diduga milik korban

Tim evakuasi jebolnya tanggul air di Tambang Air Laya Barat PTBA telah berhasil menemukan barang-barang pribadi yang diduga milik Federik Hansen Sagala, operator PT PAMA Persada yang tertimbun material longsor bersama alat berat operasional tambang. Hal ini dibenarkan oleh Iko Gusman saat dihubungi, Senin (2/11/2020).

“Iya. Barang-barang yang diduga milik korban telah ditemukan. Saat ini upaya kerja keras dan fokus untuk evakuasi korban terus dilakukan,” jawab Iko singkat.

Polda Sumsel turun tangan

Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Selatan (Sumsel) saat ini sudah melakukan penyelidikan dan mengumpulkan bahan keterangan dari lapangan terkait peristiwa ini. Hal ini diungkap Direktur Ditreskrimum Polda Sumsel, Kombes Pol Hisar Siallagan kepada Sumselupdate.com, Kamis (15/10/2020).

“Kita sudah ke lokasi kejadian dan melihat medannya. Hingga saat ini kita masih melakukan lidik dan mengumpulkan bahan keterangan,” ujar Kombes Pol Hisar Siallagan

Dikatakannya, selain mengumpulkan bahan keterangan, dia juga masih menunggu tim ahli tambang apakah peristiwa ini ada unsur kelalaian atau tidak.

“Kita belum bisa menyimpulkan secara cepat apakah ini kelalaian atau bukan, karena masih menunggu ahli,” jelasnya.

Hisar Siallagan menambahkan, saat ini pencarian terhadap Federik Hansen Sagala yang tertimbun material lumpur, masih terus dilakukan.

“Untuk saat ini korban masih diduga terbenam di kedalaman 30 meter di dalam lumpur,” ungkapnya.

WALHI Sumsel minta pihak terkait review perizinan

Direktur Eksekutif Walhi Sumsel Hairul Sobri saat dihubungi Sumselupdate.com, Rabu (14/10/2020) menyebut, penting untuk dilakukan penggalian informasi mendalam baik adminstrasi maupun fakta-fakta di lapangan terkait jebol dan longsornya tanggul air di Tambang Air Laya Barat PTBA.

Ia pun meminta pihak terkait segera melakukan review perizinan dan pemulihan baik lokasi tambang maupun areal terdampak.

Hairul Sobri melanjutkan, peristiwa jebol dan longsornya tanggul di areal tambang ini adalah bukti bahwa eksploitasi SDA yang rakus dan serakah akan memunculkan bencana ekologis.

“Jika kajian lingkungan hidup terus diabaikan, dan izin terus melegalkan aktivitas pertambangan maka ini sama saja dengan dukungan terhadap meningkatnya intensitas bencana ekologis yang akhirnya akan membebani rakyat,” pungkasnya. (**)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.