Tiga Isu Ini Menjadi Prioritas Pemimpin Negara KTT G20

Jumat, 18 November 2022
Ilustrasi Literasi Digital

Jakarta, Sumselupdate.com – Literasi digital menjadi salah satu isu yang menjadi prioritas pertemuan pemimpin negara dalam rangkaian pertemuan Digital Economy Working Group (DEWG) Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang berlangsung di Nusa Dua, Bali.

Demikian diungkapkan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate.

Menkominfo menjelaskan, transformasi digital sebagai salah satu isu prioritas G20 yang disepakati menjadi perhatian pemimpin negara Anggota G20.

Menurutnya, isu-isu prioritas transformasi digital yang dibahas dalam DEWG yaitu konektivitas, literasi dan keterampilan digital, dan sehatnya ruang digital juga menjadi perhatian peserta KTT G20.

Advertisements

“Isu digital dari isu-isu yang diangkat selama pembahasan di Digital Economy Working Group maupun di Digital Economic Minister Meeting, menjadi perhatian dan kesepahaman antara para pemimpin G20,” ujar Menkominfo, dikutip dari laman resmi Kominfo, Jumat (17/11/2022).

Menkominfo menyatakan, untuk isu prioritas pertama ditindaklanjuti dengan pengembangan dan pembangunan infrastruktur digital yang lebih luas ke seluruh penjuru dunia.

“Masih ada dua miliar penduduk dunia yang belum mendapatkan akses internet, termasuk di Indonesia. Kita memang harus membangun secara meluas sampai di wilayah terdepan, terluar dan tertinggal. Indonesia sebagai negara kepulauan tentu tidak mudah membangun infrastruktur digital,” katanya.

Menurut Menkominfo, pemimpin negara Anggota G20 juga menyaksikan secara serius isu kedua yang berkaitan dengan literasi digital dan keterampilan digital.

“Dalam kaitan dengan inklusifitas dan empowering perlu dilakukan pelatihan digital yang lebih luas di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Dan Pemerintah Indonesia sudah mulai melaksanakannya,” jelasnya.

Sedangkan berkaitan dengan isu data, Menteri Johnny menyatakan, Indonesia memandang isu tersebut harus dimanfaatkan dengan baik untuk kemajuan perekonomian dan perdagangan.

“Di sisi yang lain perlu memperhatikan serangan siber, sehingga cross border data flow itu harus ditangani dengan baik dan harus mampu mengatasi serangan siber,” tegasnya. (adm3/sur) 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.