Bengkulu, Sumselupdate.com – Indonesia terancam kehilangan 10 juta dosis vaksin AstraZeneca. Pasalnya, Indonesia yang awalnya akan mendapat 30 juta dosis untuk Maret-April, ternyata hanya mendapatkan 20 juta dosis akibat pemblokiran atau embargo.
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengatakan kehilangan 10 juta dosis vaksin, bukan hal mudah untuk diselesaikan. Pemerintah harus memberikan perhatian serius.
Menurut dia, defisit vaksin sudah diperkirakan sejak awal. Mestinya, Kementerian Kesehatan sudah memiliki roadmap yang jelas, sehingga skema pemberian vaksin sesuai jadwal. Atau, Kemenkes membuat opsi lain jika vaksin tidak dapat didatangkan.
“Saya minta pemerintah memberikan skema lain yang lebih konkrit jika ketidakpastian kedatangan vaksin sangat tinggi.
Selain itu pemerintah perlu keterbukaan kepada publik agar difahami keadaan sebenarnya, sehingga memunculkan kesadaran untuk mengubah prilaku masyarakat,” kata LaNyalla di Jakarta, Jumat (9/4/2021).
Ditambahkan, Indonesia harus terus melobi negara produsen vaksin untuk mencukupi kebutuhan vaksinasi.
“Kita jangan menyerah, terus upayakan dengan mengoptimalkan sumber daya yang kita miliki agar menjadi opsi lain dalam penyediaan vaksin, jika tidak berhasil kita telah belajar mengenai science vaksin yang sangat mahal,” katanya.
Masalah ini muncul setelah ketahui jika AstraZeneca belum mendapat izin emergency authorization dari Food and Drug Administrati. (duk)