Tekanan Ekonomi Global ke Indonesia Tidak Akan Berdampak Besar

Jumat, 9 Desember 2022
Tekanan Ekonomi Global ke Indonesia Tidak Akan Berdampak Besar

Jakarta, Sumselupdate. com — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, tahun depan adalah tahun pertaruhan Indonesia setelah dua tahun masa pandemi bisa bertahan.

“Kalau kita bisa menangani tantangan yang ada di tahun depan, maka kami berharap Indonesia bisa lepas landas berikutnya. Karena tantangan sudah dua tahun, kita bisa survive, tinggal tahun depan lagi kita harus bisa bertahan dan saat itu tidak banyak juga negara yang bisa take off seperti Indonesia,” kata Airlangga di Jakarta, Jumat (9/12/2022).

Menko Airlangga menambahkan, momentum keberhasilan Presidensi G20 Indonesia mampu memberikan dampak bagi keberlanjutan akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional yang pada kuartal ketiga berhasil menembus angka 5,72% (yoy).

Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 tumbuh ekspansi di angka 4,5-5 persen, sebab adanya tekanan ekonomi global.

Meski demikian, ekonomi Indonesia masih cenderung bertahan dibanding negara lain. “Jadi artinya relatif masih kuat jika dibandingkan negara lain yang mengalami perlambatan pertumbuhan,” jelas Mohammad Faisal.

Dikatakan, pertumbuhan ekonomi tahun depan agak menurun dibanding tahun ini, namun masih terbilang resilien. “Indonesia relatif lebih bisa resilien masih relatif kuat 4,5-5 persen,” tambahnya.

Menurut Faisal, perekonomian Indonesia disokong oleh ekonomi domestik. Konsumsi dalam negeri masih bagus. Sehingga tekanan global tidak banyak mereduksi pertumbuhan ekonomi Indonesia, meski tetap berpengaruh.

“Sedikit banyaknya ada juga terpengaruh ekonomi global dan berpengaruhnya lewat perdagangan, lewat investasi, dan lain-lain,” tandasnya.

Ketergantungan Indonesia terhadap perekonomian global lanjut dia, tidak sebesar negara lain, sehingga dampak perlambatan ekonomi global lebih besar di negara lain yang punya pasar lebih kecil dan terintegrasi dengan ekonomi global lebih besar lewat perdagangan.

“Indonesia itu pasar dalam negerinya besar dan integrasi ke globalnya tidak sebesar negara seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, apalagi Singapura. Makanya daya tekannya tidak sebesar mereka, sehingga pelambatannya juga tidak sebesar mereka,” jelasnya.

Analisis DCFX Lukman Leong menyarankan agar pemerintah menjaga cadangan devisa karena tahun depan mata uang dollar Amerika akan menjadi ‘safe haven’ jika terjadi perlambatan ekonomi.

“Cadangan devisa sangat penting, begitu pula dengan investasi asing,” kata Lukman, Jumat (9/12). Dana asing diproyeksi akan mengalir lewat investasi di sektor pertambangan, dan yang terkait dengan Electric Vehicle (EV).

Langkah Bank Sentral Amerika, The Fed, menempatkan suku bunga mereka paling menarik diantara semua suku bunga. Dolar Amerika disebut akan memberikan imbal hasil terbaik di tahun depan.

Selain menjaga cadangan devisa, untuk menopang perekonomian Indonesia ke depan adalah kestabilan harga agar bisa menjaga daya beli masyarakat.

Tidak bisa dipungkiri, perekonomian kita ditopang oleh domestik ekonomi, akan semakin kuat jika barang tersedia dan daya beli terjaga.(duk)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.