Jakarta, Sumselupdate.com – Hingga November 2019 penerimaan perpajakan mencapai Rp 1.312,4 triliun. Angka itu hanya mencapai 73,5% dari target yang ditetapkan dalam APBN 2019 sebesar Rp 1.786,4 triliun.
Meski masih jauh dari target, realisasi penerimaan perpajakan itu masih lebih tinggi dibandingkan posisi bulan yang sama tahun lalu sebesar Rp 1.301,5 triliun.
“Penerimaan perpajakan lebih tinggi dibanding 2018. Meskipun kenaikannya sangat tipis,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam acara konferensi pers APBN Kita di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Kamis (19/12/2019).
Jika dilihat secara rinci penerimaan PPH migas hanya sebesar Rp 52,9 triliun. Angka itu turun dibandingkan bulan yang sama tahun lalu sebesar Rp 59,8 triliun.
“PPH migas mengalami kontraksi, ini karena tadi lifting turun, harga minyak rendah di bawah asumsi dan kurs menguat. Jadi pajak penghasilan kita yang ditargetkan Rp 66,2 triliun realisasinya baru Rp 52,9 triliun, PPH migas kita di bawah target,” tuturnya.
Sementara untuk penerimaan pajak non migas hingga November 2019 hanya mencapai Rp 1.083,3 triliun atau 71,7% dari target. Angka itu naik dari posisi yang sama di 2018 sebesar Rp 1.076,9 triliun.
“Untuk sektor non migas masih punya daya tahan yang luar biasa di tengah gempuran global,” tuturnya.
Namun, di dalam penerimaan pajak non migas itu ada kinerja PPN yang terkontraksi 4,1% dari Rp 459,9 triliun di November 2018 menjadi Rp 441,2 triliun.
“Namun untuk PPN ini tidak bisa diterjemahkan sektor riil melemah karena ada akselerasi restitusi. Inilah yang sebabkan jauh lebih clean PPN yang diterima,” terannya.
“Untuk PBB jumlahnya tumbuh 8,9%. Pajak lainnya juga kecil 6 triliun atau dalam hal ini lebih rendah dari tahun lalu,” tambah Sri Mulyani.
Sementara untuk penerimaan kepabeanan dan cukai hingga November 2019 sebesar Rp 176,2 triliun atau mencapai 84,4%. Angka itu naik dibandingkan capaian November 2018 Rp 164,9 triliun. (adm3/dtc)