Serangan Samurai di Kuil Shinto Tokyo, Tiga Orang Tewas

Minggu, 10 Desember 2017
Pedang Samurai yang berlumuran darah ditemukan di tempat kejadian, bersama dengan sebilah pisau lainnya. Foto atas: Ilustrasi pedang samurai. (Jeff J Mitchell/Getty Image/BBC Indonesia)

Tokyo, Sumselupdate.com – Serangan mematikan yang diduga dipicu oleh perseteruan perebutan posisi pimpinan keagamaan menyebabkan tiga orang tewas di kuil suci agama Shinto yang terkenal di Tokyo, Jepang.

Biksu perempuan sekaligus pimpinan kuil itu ditikam hingga tewas, seperti dilaporkan oleh saudara laki-lakinya.

Pedang Samurai yang berlumuran darah ditemukan di tempat kejadian, bersama dengan sebilah pisau lainnya.

Istri pelaku penyerangan juga terlibat dalam serangan pada Kamis malam, kata polisi, yang juga menyebabkan sopir pimpinan kuil itu terluka.

Advertisements

Pelaku penyerangan kemudian menikam istrinya hingga tewas sebelum dirinya bunuh diri.

Serangan diawali ketika biksu berusia 58 tahun, Nagako Tomioka, turun dari mobilnya di tempat suci tersebut dan dihadang oleh kakaknya, Shigenaga Tomioka, 56 tahun, dan istrinya, yang berusia 30an tahun.

Sang istri dilaporkan menyerang supir pendeta tersebut, dan menikamnya dengan pedang. Sopir itu lantas menyelamatkan diri, dan dikejar oleh perempuan tersebut.

Polisi mengatakan ada percikan darah di sekitar kuil, tetapi luka-luka yang dialami sopir itu tidak sampai mengancam jiwanya.

Tetapi biksu tersebut, yang menderita luka tusukan di dada dani luka sabetan di belakang lehernya, kemudian tewas.

Para tersangka kemudian melarikan diri ke lokasi di dekat kuil suci tersebut. Di sanalah, penyerang kemudian membunuh istrinya.

“Kami yakin tersangka pria menikam perempuan tersebut sebelum dia menusuk dirinya sendiri,” kata juru bicara kepolisian.

Menurut laporan media setempat, pembunuhan ini dipicu perseteruan lama antara sang biksu dengan saudara laki-lakinya.

Tomioka merupakan pimpinan biksu kuil Shinto tersebut, setelah mengambil alih posisi posisi ayahnya pada 1990an, lapor Asahi Shimbun.

Namun demikian dia dipecat pada 2001 dan ayahnya tampil kembali sebagai biksu utama serta menunjuk Nagako Tomioka sebagai biksu kedua di kuil tersebut. Tidak jelas latar belakang pemecatan tersebut.

Seklian tahun kemudian, tersangka dilaporkan mengirim surat ancaman kepada saudara perempuannya. Atas tindakannya ini dia kemudian ditangkap pada 2006 setelah mengirim catatan yang isinya bahwa dia akan ‘mengirimnya ke neraka’.

Setelah ayah mereka pensiun pada 2010, Tomioka menjadi pimpinan biksu di kuil itu, yang dianggap melanggar peraturan organisasi yang mewadahi kuil Shinto di negeri itu setelah gagal menyelesaikan peralihan pimpinannya, demikian laporan Asahi Shimbun.

Kuil agama Shinto, Tomioka Hachimangu, didirikan pada 1627 dan terkenal dengan festival musim panasnya, Fukagawa Hachiman, yang digelar setiap Agustus.

Shinto adalah agama asli Jepang, dan kuil suci merupakan bagian penting dari ajarannya.

Di Jepang, ada sekitar 80.000 bangunan kuil, dan mayoritas pimpinan biksu di setiap kuil didominasi kaum pria.

Sekitar 80% warga Jepang masih mempraktikkan beberapa bentuk dari ajaran Shinto, demikian BBC Indonesia. (hyd)

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.