Siapa yang tidak kenal pantun. Warisan budaya tak benda bangsa Indonesia yang telah diakui dunia internasional ini kerap diucapkan di berbagai kesempatan dan acara.
Ini tak lepas dari betapa pentingnya keberadaan pantun bagi kehidupan. Selain sebagai alat komunikasi sosial, pantun juga kaya nilai yang bisa menjadi panduan moral. Melalui pantun, seseorang dapat menuangkan ide, menghibur, atau melakukan komunikasi antar sesama secara harmoni.
Kehadiran buku Pantun Cakee..p! Panduan Lengkap dan Contoh Pilihan karya Solehun seakan menyegarkan kembali kesadaran publik akan nilai penting pantun bagi kehidupan, dan perlunya upaya pelestarian agar warisan tradisi lisan ini tidak hilang ditelan jaman.
Buku yang terdiri atas 9 Bab ini tentu sangat bermanfaat bagi pembaca, terutama dalam rangka memupuk kecintaannya pada pantun. Selain mengupas teori pantun, sesuai judulnya, buku ini juga menghadirkan panduan praktis bagaimana membuat beragam jenis pantun, baik berdasarkan bentuk maupun isinya.
Kelebihan buku ini terletak pada kemampuannya membuat seseorang menjadi bisa tampil “cakep” dengan berpantun. Betapa tidak, di buku ini ada sekitar 1.132 pantun yang disiapkan oleh penulis, mulai dari pantun teka-teki, pantun cinta, pantun agama, pantun jenaka, pantun nasihat, pantun kiasan, hingga pantun peribahasa. Ini sesuai dengan “cover” bukunya yang tampil elegan, disertai dengan ilustrasi gelembung-gelembung percakapan.
Kelebihan buku ini juga terlihat dari kumpulan pantunnya yang secara umum berisi tema-tema aktual dan disampaikan dengan bahasa gaul.
Pantun berikut setidaknya menunjukkan hal tersebut.
Syarat suhu mesti berilmu
Agar murid tidak ragu
Sehat selalu pujaan hatiku
I love you selalu
Pasang surut itu biasa
Tak membuat semangat rontok
Sakit perut sebab tertawa
Melihat nenek-nenek joget Tiktok
Sungguh bangga kuliah di Unsri
Alumninya berkontribusi bagi negeri
Judi online perusak generasi
Ayo jauhi demi keselamatan diri
Bicara kekurangan buku setebal 198 halaman ini, hanya satu. Yakni, buku ini tidak cocok dibaca oleh orang yang tidak ingin tampil cakep saat berbicara di depan umum. Terlebih mereka, yang tidak suka berpantun.
Selamat membaca. Jangan salahkan diri jika usai membaca buku ini, kita semakin cinta pada pantun. Bahkan di setiap kesempatan, kita menjadi jago berpantun. (**)