Jakarta, Sumselupdate. com – Upaya meningkatkan keamanan dan kenyamanan proses belajar mengajar di sekolah harus konsisten dilakukan demi mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berdaya saing di masa datang.
“Mewujudkan proses belajar mengajar yang aman dan nyaman bagi peserta didik dan pengajar harus menjadi kepedulian kita bersama, jangan sampai terjadi aksi kekerasan yang menghambat proses pembangunan SDM nasional,” kata Lestari Moerdijat, legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (3/10/2024).
Data Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menunjukkan kasus kekerasan di satuan pendidikan selama Januari-September 2024 tercatat ada 36 kasus.
Kekerasan meliputi fisik, seksual, psikis dan kebijakan yang mengandung kekerasan.
Dari keseluruhan kasus, 66,66% terjadi pada satuan pendidikan berada di bawah kewenangan Kemendikbudristek, sedangkan 33,33% pada satuan pendidikan di bawah Kementerian Agama. Terdapat 144 peserta didik yang menjadi korban dan 48 pelaku terlibat.
Menurut Wakil Ketua MPR untuk masa jabatan 2024-2029 itu, catatan dari FSGI tersebut harus segera ditindaklanjuti untuk ditemukan penyebab dan segera diatasi akar permasalahannya.
Rerie, sapaan akrab Lestari mendorong agar setiap unit pendidikan memiliki mekanisme baku mewujudkan proses belajar mengajar yang aman dan nyaman bagi peserta didik serta tenaga pengajar.
Sehingga, suasana aman dan nyaman di setiap unit pendidikan merupakan standar penyelenggaraan pendidikan yang wajib dipenuhi.
Dikatakan, upaya evaluasi berkala untuk memastikan agar standar penyelenggaraan pendidikan sesuai yang direncanakan, harus konsisten dilakukan.
Rerie berharap para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah dapat membangun kolaborasi yang kuat untuk mewujudkan lingkungan belajar mengajar yang aman, nyaman, dan bebas dari tindak kekerasan demi mewujudkan generasi penerus bangsa yang sehat dan berkarakter kuat yang mampu menjawab berbagai tantangan di masa depan.