Laporan: Diaz Erlangga
Palembang, Sumselupdate.com – Pengakuan kedua kakak beradik Arwandi (30) dan Ariansyah (35) tersangka yang melakukan penyerangan hingga menewaskan Muhammad Abadi (44), adik Bupati Muratara H Devi Suhartoni, tidak semata-mata hanya diusir oleh korban.
Saat menjalani pemeriksaan di Mapolda Sumsel, Jumat (8/9/2023), Arwandi mengaku selain diusir keluar ruangan, dirinya sempat ditampar korban.
Dikatakan Arwandi, aksi penyerangan itu bermula saat dirinya mendatangi rumah Pandit yakni TKP penyerangan korban, di mana Pandit sendiri masih merupakan kerabat dari Arwandi dan Ariansyah.
Saat itu korban dan sejumlah rekan bisnis dan kepala desa dan camat setempat, tengah melakukan rapat internal pembahasan investor proyek pencarian titik sumber minyak atau RIG.
“Rumah Pandit ini ‘kan ada warung makan mereka rapat di sana, saya mau ikut gabung tapi oleh Deki dan Abadi saya ditampar berkali-kali disuruh keluar,” ucap Arwandi yang teryata juga sempat ikut mengerjakan proyek RIG tersebut.
Merasa tak terima diusir dan dihajar rombongan korban, lantas Arwandi pergi dan memanggil sang kakak Ariansyah (35) dan menceritakan pemukulan terhadap dirinya.
Berawal dari itu, kedua kakak beradik itu kembali mendatangi TKP dengan mengendarai mobil Mitsubishi Xpander hitam dan sudah dilengkapi dua senjata tajam jenis parang panjang dan golok.
Menurut pengakuan Arwandi penyerangan itu bermula dari sang kakak yang turun terlebih dulu menemui rombongan korban. Dan sempat melukai satu rekan korban atas nama Deki.
“Saya awalnya nunggu dalam mobil dan kakak saya turun temui mereka bawa parang panjang, di sana saya tidak tahu. Saya baru turun dari mobil waktu kakak saya teriak,” ucap Arwandi.
Menurut pengakuan Arwandi, ia melakukan penyerangan terhadap Muhammad Abadi yang sudah dalam kondisi terkapar dan mengalami banyak luka tusuk yang dilakukan oleh Ariansyah.
“Saya bacok bagian kepala dan muka korban, tapi waktu itu saya tidak sadar sama sekali dan itu spontanitas karena emosi,” ucapnya.
Kedua tersangka mengaku tak menyangka jika akibat penyerangan itu hingga menewaskan Muhammad Abadi hingga menyulut amarah warga Desa Belani dengan membakar nyaris seluruh rumah keluarganya.
Total ada sembilan rumah yang dibakar terdiri dari dua rumah kakak tertua, empat rumah kakak kedua, satu rumah Arwan, satu rumah Ariyansyah, dan satu bedeng empat pintu milik kakak tersangka.
Pastinya, pasca-kejadian penyerangan hingga menewaskan Muhammad Abadi, kedua tersangka kabur dan bersembunyi di kawasan hutan di Desa Batu Kucing, Kecamatan Rawas Ilir.
“Habis kejadian itu kami ke Dusun Batu Kucing, terus kami masuk hutan malam itu, pagi kami keluar siang kami menyerahkan diri,” ucap Arwandi. (**)