Jakarta, Sumselupdate.com – Menjelang pelaksanaan Konferensi Wilayah (Konferwil) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta 2 April 202, Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid SQ menggelar doa bersama yang dikemas dengan kegiatan bertajuk “Silaturahim Nahdliyin Selamatan dan Ruwahan” di rumah dinas kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Minggu (21/3/2021).
Acara tersebut dihadiri Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj dan jajaran PWNU, PCNU, serta MWCNU se-DKI Jakarta. Hadir pula sesepuh NU DKI KH Muhyidin Ishak, penceramah KH Fikri Haikal Zainuddin MZ, Katib Syuriah PWNU DKI KH A Zahari, Ketua PCNU Jakarta Pusat Azas Rulyaqien dan PCNU Kepulauan Seribu Gus Syaifudin.
Sebelum menyampaikan tausiyah, Kiai Said memimpin doa usai digelar pembacaan alquran dan istigasah bersama. Kiai Said kemudian menyampaikan tausiyah agama. Dalam tausiyahnya, Kiai Said membahas niat Gus Jazil- sapaan akrab Jazilul Fawaid maju sebagai calon ketua PWNU DKI Jakarta pada Konferwil mendatang.
Dikatakan, manusia mempunyai dua hawa nafsu. Pertama yang berkaitan dengan ambisi tertentu yang disebut hawa nafsu ghodhobiyah. “Orang yang punya ambisi ingin jadi apapun, itu namanya ghodhobiyah-nya sedang berperan. Tapi kalau niatnya baik, caranya baik, visi-misinya baik maka namanya bukan nafsu ghodhobiyah, tapi namanya himmah, cita-cita,” tuturnya.
Langkah Gus Jazil yang maju sebagai calon ketua PWNU dengan lebih dulu menggelar acara doa dan selamatan sebagai langkah baik. “Dimulai dengan melakukan selamatan dulu, caranya baik, tidak membabi buta untuk memajukan NU,” katanya.
Kiai Said juga menyoroti kondisi NU di DKI yang masih perlu banyak pembenahan. Dia mencontohkan, madrasah di DKI tidak terpasang papan tulisan “LP Ma’arif NU”. Padahal, mayoritas warga DKI menjalankan amaliyah ala ahlussunnah waljamaah. “Ma’arif sama sekali tidak kelihatan (papan nama LP Ma’arif), yang kelihatan hanya Ansor dan Muslimat,”tuturnya.
Dia berharap Ketua PWNU DKI ke depan, agar memasang papan nama NU di berbagai lembaga pendidikan. “Siapapun yang jadi, ya mudah-mudahan yang punya hajat ini (Gus Jazil),” katanya.
Ditegaskan, jika seseorang memiliki visi dan misi yang baik dan dilakukan dengan cara baik namanya bukan ambisi, tapi himmah. “Nabi Muhammad punya ambisi yang besar, ‘saya harus menang, Islam harus menang’. Sayyidina Abu Bakar juga punya himmah yang besar,” katanya.
Begitu pula para waliyullah dan para pendiri NU semua memiliki himmah yang besar. “Pengurus NU harus himmah-nya besar. Datangnya dari nafsu ghodhobiyah, kemudian dimenej dengan niat baik, cara baik, menjadi himmah,” katanya.
Kedua adalah nafsu sahwatiyah. Misalnya keinginan untuk menjadi kaya, hidup mewah, punya rumah megah dan uang banyak. “Itu boleh, asalnya niatnya baik, caranya baik, tujuannya baik. Kita harus kaya, tapi niatnya harus baik, cara baik, tujuan baik, misalnya untuk membangun NU. Kalau sudah demikian, namanya bukan syahwatiyah, tapi azimah,” paparnya.
Menurutnya, ketua NU harus memiliki azimah yang besar. “Seseorang kalau azimah-nya besar, insyaallah akan tercapai tujuannya. Kita pengurus NU harus kaya, tapi tujuan, niat dan caranya baik, namanya azimah,” katanya.
Sementara itu, Gus Jazil dalam sambutannya mengaku sangat senang atas kesediaan Kiai Said dalam acara silaturahmi di rumah dinasnya. Tak lupa, Gus Jazil pun mendoakan Kiai Said agar senantiasa diberikan kesehatan, keberkahan, dan kesuksesan dalam tugas-tugas memimpin NU. Gus Jazil juga mengaku sangat senang atas kehadiran para ulama dan jajaran pengurus PWNU, PCNU, dan MWCNU se-DKI Jakarta.
“Alhamdulillah, hari ini saya merasa berbahagia, bersyukur pada Allah SWT atas kehadiran teman-teman para sahabat, keluarga besar Nahdliyin, bersilaturahim di rumah dinas saya. Saya sungguh berterima kasih atas kehadiran al-mukarom Ketua Umum PBNU. Kemarin, saya sowan kepada beliau, luar biasa beliau menyanggupi untuk hadir. Ini kebahagiaan luar biasa buat saya sebagai wakil ketua MPR yang dari dulu memang mendapatkan berkah dari NU,” jelasnya.
Dia berharap silaturahmi ini bisa mempererat hubungan di antara kalangan Nahdliyin, khususnya di DKI Jakarta.
Dalam kesempatan itu, dia pun menyampaikan niat maju dalam Konferwil PWNU DKI pada 2 April mendatang. “Saya juga berdoa agar Konferwil NU di DKI berjalan dengan lancar. Saya banyak disebut, ‘Pak Jazil nyalon ketua PWNU ya?’ Mumpung ada Pak Yai (Kiai Said), saya ingin matur sekalian supaya nggak banyak tanda tanya, sekaligus mohon doa restu,” katanya.
Dikatakan, niatnya maju sebagai ketua PWNU DKI tak lain untuk mengabdi kepada NU. “Saya di PWNU ini hanya menjemput takdir. Mudah-mudahan saya diberikan takdir yang baik. Saya terpilih atau tidak, semoga itu takdir yang baik. Sebab doa saya itu selalu memohon agar Allah memberikan kelembutan ketika menetapkan takdirnya,” katanya.
“Saya ingin menjemput takdir apakah nanti kiai restu atau teman-teman PC nanti memberikan dukungan maka akan ditakdirkan menjadi ketua PWNU, mudah-mudahan ini menjadi takdir yang baik buat saya dan juga buat teman-teman PC, PW, dan seluruh yang hadir. Itu saja sebenarnya yang menjadi maqsuduhul a’dhom-nya,”paparnya. (duk)