Pagaralam, Sumselupdate.com – Ucapan pembuka Presiden Republik Indonesia Ir Joko Widodo saat dikutip dari laman Youtube Sekretariat Presiden pada 24 Januari 2022, saat berkunjung ke Kota Pagaralam terkait dengan energi hijau.
Presiden menyampaikan kepada masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Kota Pagaralam, bahwa suatu saat nanti yang namanya energi mineral fosil pada suatu titik akan distop.
Dikatanya, memang diketahui selama ini transisi energi ini memang tidak bisa ditunda-tunda. Oleh sebab itu perencanaannya grand desainnya itu harus mulai disiapkan.
Pagaralam merupakan salah satu kota di provinsi Sumatera Selatan yang berjarak 298 km dari Kota Palembang dan 60 km dari Kabupaten Lahat dengan luas wilayah sebesar 633,66 km.
Dalam supply kelistrikannya Kota Pagaralam dilayani oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) ULP Pagaralam yang merupakan salah satu unit layanan pelanggan di bawah wilayah kerja PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu atau lebih disingkat WS2JB dengan jumlah pelanggan sebanyak 41.666 dan KWH jual sebesar 59 juta KWH atau setara dengan 6,77 megawatt.
ULP PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Kota Pagaralam memiliki beban Puncak sebesar 8,2 Megawatt, sumber pasokan kelistrikan Kota Pagaralam didapat dari Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Green Lahat yang menjadi pemasok aliran listrik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) ULP Pagaralam yang berkapasitas 9,99 Megawatt yang dialirkan melalui gardu induk Pagaralam.
Beberapa pembangkit energi baru terbarukan atau EBT mendominasi dalam mensuplai kelistrikan bagi kota yang terkenal akan keindahan panorama alam.
Terinterkoneksi melalui sistem transmisi Sumatera bagian Selatan, pembangkit EBT tersebut antara lain adalah pembangkit listrik tenaga mikro hidro pelet dan Lahat 9,9 megawatt di Kabupaten Lahat yang dioperasikan PT Grand Lahat.
Selanjutnya, pembangkit listrik tenaga panas bumi Lumut Balai berkapasitas 5,5 megawatt di Kabupaten Muaraenim dan pembangkit listrik tenaga panas bumi Rantau Dedap sebesar 91,2 megawatt di Kabupaten Muaraenim serta Kabupaten Lahat dan Kota Pagaralam yang dioperasikan oleh PT Supreme energy Rantau Dedap.
Pada sisi hilir, Pagaralam bisa menjadi Smart Green City dengan menerapkan electrifying lifestyle dalam keseharian masyarakatnya dengan kebutuhan pelanggan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Kota Pagaralam di sebesar 6,7 7 megawatt dan dengan sumber pasokan dari tiga pembangkit EBT yang sudah beroperasi tersebut dengan total kapasitas berkisar 156 megawatt mendukung Kota Pagaralam menjadi kota yang dipasok oleh pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) atau kota hijau.
Semangat transformasi wujudkan energi ramah lingkungan untuk Indonesia Maju itu juga disampaikan Walikota Pagaralam periode 2019-2024, Alpian Maskoni saat menyambut kedatangan Presiden ke Bumi Besemah pada tahun 2022.
Alpian Maskoni mengatakan Pagaralam ini adalah kota yang luasnya kurang lebih 633,66 hektar dan 61 persen dari luas wilayah itu adalah hutan lindung, sehingga di Pagaralam sangat potensial untuk memanfaatkan energi baru dan terbarukan dan sampai saat ini kita beruntung Pagaralam 100% listriknya sudah memakai PLTM dari PT Green Lahat yang besarnya itu kurang lebih 9,9 megawatt.
Sedangkan kebutuhan Pagaralam hanya 6,8 liter jadi 100% Kota Pagaralam sudah menggunakan listrik yang dengan energi baru terbarukan. (**)