Kebijakan Trump Soal Pengakuan Yerusalem Tuai Kecaman Dunia

Kamis, 7 Desember 2017

Washington, Sumselupdate.com – Kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump atas pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel menuai kecaman komunitas internasional. Kebijakan itu dianggap berpotensi membuat kekisruhan baru.

Kebijakan ini pun juga mendapat segelintir dukungan, khususnya dari pihak Israel, Kamis (7/1/2017). Seperti halnya disampaikan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyambut pengakuan dari AS sebagai hal bersejarah.

Bacaan Lainnya

Netanyahu tidak menjanjikan perubahan status quo di wilayah suci Yerusalem yang merupakan kota suci bagi Yahudi, Kristen, dan Islam.

Sementara itu Presiden Palestina Mahmud Abbad menyebut AS tidak lagi memainkan penjaga perdamaian setelah keputusan kontroverialnya soal Yerusalem

“Langkah-langkah yang menyedihkan dan tidak dapat diterima ini dengan sengaja melemahkan semua upaya perdamaian,” kata Abbas.

Sedangkan Sekertaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menyebut Trump telah menghancurkan semua harapan dua negara untuk menyelesaikan konflik. “Dia menghancurkan solusi dua negara,” kata Seeb Erekat.

Disamping itu Kelompok Hamas mengatakan kebijakan Trump telah membuka ‘pintu neraka’ atas campur tangannya di wilayah Yerusalem.

“Keputusan ini telah membuka pintu neraka atas kepentingan AS di wilayah ini,” kata seorang pejabat dari Hamas.

Serta pemerintah Iran mengutuk kebijakan AS dan menyebut hal ini menyulut gerakan ‘Intifada Baru’ atau pemberontakan melawan Israel.

“Keputusan provokatif dan tidak bijaksana oleh AS akan memancing umat Islam dan mengobarkan intifada baru dan peningkatan perilaku radikal, kemarahan dan aksi kekerasan,” kata kementerian luar negeri Iran dalam pernyataanya.

Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri bersumpah akan membantu Palestina untuk mendirikan sebuah negara yang merdeka dengan Yerusalem sebagai Ibu Kotanya.

“Keputusan Amerika untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan tersebut adalah sebuah langkah yang ditolak oleh dunia Arab dan berisiko menumpahkan bahaya ke wilayah tersebut,” katanya.

Begitu juga dengan Kanselir Jerman Angela Merkel melalui juru bicaranya mengatakan tidakakan mendukung kebijakan AS.

“Status Yerusalem hanya bisa dinegosiasikan dalam kerangka solusi dua negara,” ujar juru bicara Steffen Seibert. (pto)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.