Kapolri: Dari 45 Isu Penyerangan Ulama, Hanya 3 yang Benar Terjadi

Sabtu, 3 Maret 2018
Kapolri Jendral Tito Karnavian

Jakarta, Sumselupdate.com – Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyampaikan analisis terkait isu penyerangan ulama. Dari 45 isu penyerangan ulama yang beredar, hanya ada 3 peristiwa yang benar terjadi di lapangan.

“Pertama, ada 45 isu penyerangan ulama. Dari 45 itu, hanya 3 yang benar ada peristiwanya. Korbannya adalah ulama, atau pengurus masjid. Di Jawa Timur satu, di Jawa Barat dua,” ucap Tito kepada pengurus Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-Perti), di SMK Islam Perti, Jalan Tawakal Raya, Jakarta Barat, Sabtu (3/3/2018) seperti dikutip dari detikcom.

Para pelaku penyerangan tersebut sudah diamankan petugas. Hasil tes kejiwaan menunjukkan pelaku penyerangan mengalami gangguan jiwa. Penyerangan terjadi secara spontan.

“Peristiwa ini peristiwa sepintas. Tapi di media sosial dibumbui,” kata Tito.

Advertisements

Klasifikasi kedua, ada rekayasa terhadap peristiwa penyerangan. Hal ini terjadi di empat lokasi yakni dua lokasi di Jawa Barat yaitu di Cicalengka dan Ciamis; Kediri, Jawa Timur; dan Balikpapan, Kalimantan Timur.

Setelah polisi menyelidiki dan lakukan rekonstruksi ulang, ternyata kejadian itu hanya rekayasa. Keempatnya telah mengakui bahwa kejadian itu rekayasa.

“Mereka sudah mengaku di publik, di media. (Rekayasa itu) dengan alasan ingin mendapat perhatian karena kekurangan ekonomi. Kita dalami terus,” kata Tito.

Klasifikasi ketiga, penyerangan terhadap masyarakat umum namun disebut sebagai penyerangan ulama. Hal ini merupakan rekayasa dari media sosial.

“Yang lain, ada peristiwa penyerangan, penganiayaan, tapi korban bukan ulama. Tapi dikatakan oleh media sosial korbannya itu ulama. Padahal bukan,” kata Tito.

Klasifikasi keempat adalah tidak adanya penyerangan terhadap ulama. “Penyerangan itu tidak pernah ada tapi hanya dibuat-buat,” kata Tito.

Menurut Tito penyerangan ulama secara massif dan terstruktur tidak pernah terjadi di lapangan. Namun, ada pihak yang menciptakan isu itu seolah terencana.

“Nah, di udara (dunia maya) ini dirangkai secara masif dan sistematis sehingga ramai di media sosial adanya penyerangan yang dengan mengkambinghitamkan kelompok tertentu,” kata Tito.

Saat ini, polisi telah menemukan titik terang isu penyerangan ulama. Ada dia kelompok yang terlibat dalam meluasnya isu hoax tersebut.

“Didalami oleh kita, kita ada alat dan investigasi. Ini diviralkan oleh dua kelompok. Yaitu kelompok MCA (Muslim Cyber Army), dan kelompok eks Saracen. Nanti Senin Irjen Gatot akan merilis secara resmi bersama timnya,” kata Tito. (adm3/dtc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.