Baturaja, Sumselupdate.com – Kasus pembunuhan yang menimpa RN (13), siswi SMP Negeri di Kecamatan Semidang Aji, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Provinsi Sumatera Selatan, benar-benar menyita perhatian masyarakat.
Bagaimana tidak, korban RN selain dibunuh secara keji, tersangka Aldy Sukma Wijaya bin Sahlil (19), warga Desa Tebing Kampung, Dusun III, Kecamatan Semidang Aji, Kabupaten OKU, dua kali melakukan perkosaan terhadap korban saat gadis malang itu sekarat.
Tak heran, kasus pembunuhan disertai pemerkosaan ini membuat masyarakat OKU heboh, khususnya warga yang ada di dua desa tempat korban dan pelaku tinggal yakni Desa Tubohan dan Desa Tebing Kampung.
Kesedihan keluarga korban dan warga tempat tinggal korban tak bisa disembunyikan tatkala jenazah RN hendak dimakamkan siang tadi, Sabtu (4/4/2020), sekitar pukul 11.00.
Para pelayat ramai mengantarkan jenazah korban ke permakaman terakhir. Isak tangis keluarga pecah saat jasad korban dimasukkan ke liang lahat. Tak sedikit pula warga yang tidak sanggup menyaksikannya pemakaman korban.
Usai pemakaman, Husin (43), orang tua korban kepada Sumselupdate.com menuturkan, jika anak gadisnya ini sudah setahun terakhir dilatih pramuka oleh tersangka.
Menurut Husin, anaknya dilatih pramuka satu minggu dua kali. Sebelum pembunuhan terjadi, oleh tersangka anaknya ini dinyatakan lulus dalam latihan.
Husin mengaku, sehari sebelum pembunuhan terjadi atau tepatnya pada Kamis (2/4), dia dan istrinya sudah mencurigai tingkah laku tersangka.
Kecurigaan ini kian bertambah saat pelaku mengajak anaknya untuk latihan, padahal sekolah dalam keadaan libur karena pencegahan penyebaran virus Corona.
Karena merasa curiga lanjut Husin, pada hari kejadian Jumat (3/4/2020), sekitar pukul 09.30 Wib, anaknya diantar ke sekolah saat pelaku mengajak korban untuk mengikuti latihan.
“Saat itu saya menunggu anak saya di kantin sekolah. Namun sejak diantar di depan gerbang sekolah, anak saya tidak pernah muncul-muncul. Dan ketika saya tanyakan dengan guru, dibilang kalau di sekolah tidak ada kegiatan sama sekali sehingga kecurigaan saya semakin bertambah,” ujarnya.
Kemudian, dia dan kakaknya berusaha mencari bersama warga keberadaan korban. Pada saat pencarian, salah seorang warga sempat melihat kalau korban pergi bersama pelaku ke arah lapangan bola yang tidak jauh dari sekolah atau dua ratus meter dari sekolahan. Setelah dicari di tempat yang dituju, Husin mengaku kehilangan jejak.
“Karena panik saya pergi ke rumah kades. Bersama kades dan anggota polisi kami melakukan pencarian. Dan sekitar pukul 10.30 pelaku pulang dan ketika ditanya keberadaan putri saya, dia pura-pura tidak tahu,” ujarnya.
Melihat gelagat tersangka yang mencurigakan, aparat kepolisian menahan tersangka. Kemudian, atas saran kades, Husin kemudian melapor ke petugas Polsek Semidang Aji.
Pencarian korban kemudian kembali dilanjutkan. Saat itu seorang warga menemukan tali plastik warna merah, setelah itu pencarian diteruskan dan ditemukan topi pramuka dan juga sepatu korban.
“Setelah ketemu beberapa barang anak saya, pencarian kembali dilakukan. Tak lama kemudian baru tubuh anak saya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dengan kaki terikat tali rapiah dan tubuhnya ditutup ranting kayu dan daun, tapi kaki dan wajah anak saya masih terlihat dengan posisi terlentang,” terangnya.
Setelah jasad korban ditemukan, Husin menghubungi anggota Polsek Semidang Aji. Kemudian, petugas langsung datang ke tempat kejadian serta memasang garis polisi.
Atas pembunuhan yang menimpa anaknya ini, Husin berharap pelaku dihukum seberat-beratnya sesuai dengan perbuatannya.
Sementara itu, HL tetangga tersangka mengungkapkan jika tersangka Aldy sudah memiliki istri, akan tetapi belum memiliki anak.
“Pernah punya anak tapi meninggal setelah lahir, pelaku tinggal di rumah bersama istri dan orang tuanya yang tidak jauh dari sekolahan lebih kurang tiga ratus meter,” jelasnya.
Dikatakannya, tersangka Aldy ini tidak memiliki pekerjaan lain, selain melatih pramuka di sekolah korban. (arm)