Palembang, Sumselupdate.com – Pada bulan Suci Ramadhan ini dimanfaatkan Otoritas Jasa Keuangan Sumatera Selatan dan Bangka Belitung untuk meningkatkan literasi keuangan berbasis syariah.
“Intinya bagaimana mendongkrak minat literasi manga pasarnya syari’ah, karena potensi aset kekayaan potensi kedermawanan umat islam itukan sangat besar cuman belum tergali, BSIpun secara nasional belum masuk top ten pertumbuhannya juga belum sampai di 10 persen sehingga kita coba di bulan Ramadhan ini meningkatkan minat literasi dan berekonomi masyarakat dengan syari’ah,” ucap Kepala OJK Sumsel Babel Arifin Susanto, Selasa (18/3/2025).
Oleh karena itu, OJK Sumsel Babel melaksanakan kegiatan Gebyar Laksan Literasi dan Inklusi Syariah yang launchingnya langsung dibuka oleh Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru.
Kegiatan ini juga dalam rangka melaksanakan Implementasi Program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan) Tahun 2025.
Kata Arifin, dengan Gebyar ini setidaknya masyarakat yang merupakan nasabah bank berbasis syari’ah hanya digunakan sebagai tabungan.
Baca juga : OJK Sumsel Inisiasi Pengembangan Ekosistem Pembiayaan Ekspor Kopi, Perdana ke Malaysia
Sebab di jasa keuangan syari’ah disebut memiliki banyak layanan layanan jasa keuangan yang dapat mendongkrak ekonomi dengan tetap berbasis pada syari’ah.
“Misalnya kalau bank syari’ah ini pasti anti riba, kalau syari’ah itu pasti ada maslahatnya untuk umat islam katakanlah mudharbah musyawarah transaksi wakaf itukan membawa maslahatnya yang kuat biasa, dan prinsip syari’ah itu adanya bagi hasil tidak hanya bukan hanya soal untung tapi bisa jadi bagi rugi, “tandas Arifin.
Dengan Gebyar Laksan ini juga disebut guna memberikan pemahaman bahwa jasa keuangan berbasis syari’ah itu tak mewajibkan penggunanya berumat muslim.
Baca juga : Menuju Keuangan Inklusif, OJK Sumsel dan BPS Sumsel Laksanakan Rakorda SNLIK Tahun 2025
Artinya umat non muslim pun masih dapat menggunakan jasa keuangan berbasis syari’ah meski tentu tetap mengikuti kaidah muslim.
“Di Sumsel ini umat muslimnya mencapai 80-90 persen jadi potensinya besar sekali, tapi memang saat ini hanya segmen tertentu,” ucap Arifin. (**)