Dodi-Beni Komitmen Cegah Konflik Manusia dan Satwa Liar di Sumsel

Senin, 10 Februari 2020
Penandatanganan dukungan komitmen di sela Lokakarya Penanganan Konflik antara Manusia dan Satwa Liar di Provinsi Sumatera Selatan, Senin (10/02/2020) bertempat di Hotel The Alts Palembang.

Sekayu, Sumselupdate.com – Bupati Musi Banyuasin (Muba) Dr H Dodi Reza Alex melalui Wakil Bupati mendatangani komitmen bersama untuk menanggulangi konflik antara manusia dan satwa liar, pada acara Lokakarya Penanganan Konflik antara Manusia dan Satwa Liar di Provinsi Sumatera Selatan, Senin (10/02/2020) bertempat di Hotel The Alts Palembang.

Dikatakan Beni, bahwa dirinya bersama Bupati Muba ikut berkomitmen dalam Mencegah konflik Manusia dan Satwa Liar di Sumatera Selatan, tentunya Karena mengingat Kabupaten Muba sebagai suatu landscape yang memiliki luasan kawasan hutan dan Suaka Margasatwa dengan keanekaragaman flora dan faunanya.

“Belajar dari konflik harimau sumatera yang beberapa bulan ini terjadi di beberapa wilayah Sumsel, tentunya perlu didorong upaya mitigasi konflik manusia dan satwa dilakukan oleh berbagai pihak,” ujarnya.

Wakil Bupati Muba ini juga menegasakan, bahwa salah satu Isu pentingnya adalah bahwa konflik manusia dan satwa liar terjadi akibat adanya interaksi yang berdampak negatif, baik langsung maupun tidak langsung, antara manusia dan satwa liar. Pada kondisi tertentu konflik tersebut dapat merugikan semua pihak yang berkonflik.

Advertisements

Sementara itu Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Sumsel, Ahmad Najib mengatakan, sejak awal pihaknya berkomitmen untuk menanggulangi konflik antara manusia dan satwa liar.

Apalagi selama tiga bulan terakhir, jumlah konfliknya di Sumsel meningkat drastis di beberapa kabupaten/kota di Sumsel.

“Sejak November hingga Desember 2019, sedikitnya ada tujuh kasus konflik manusia dengan harimau sumatra yang terjadi di Lahat, Pagaralam, dan Muara Enim. Dari kasus ini ada 5 korban jiwa dan 2 orang korban luka-luka. Masyarakat menjadi resah dan aktivitas keseharian masyarakat maupun aktivitas ekonomi daerah menjadi terganggu,” ujar Najib.

Untuk menangani situasi tersebut, Pemprov Sumsel telah membentuk tim satgas gabungan yang terdiri dari Dinas Kehutanan Sumsel, BKSDA Sumsel, TNI dan Polri, masyarakat setempat dan dukungan organisasi non pemerintah.

Berdasarkan data dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel, hingga saat ini populasi harimau di Sumsel sebanyak 17 ekor yang tersebar di sejumlah kabupaten dan kota di Sumsel.

Belasan ekor Harimau Sumatera tersebut tersebar di Pagaralam, Lahat, Muara Enim, OKU Selatan, OKU, Musi Rawas Utara, Banyuasin dan Musi Banyuasin. Namun BKSDA mencatat populasi terbanyak ada di lansekap Rejang Lebong yakni di Pagaralam, Lahat, Muara Enim dan OKU Selatan. (rel)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.