Dihadang Bongkar Muat di Dermaga, Sopir Angbara Tumpahkan Emas Hitam di Depan Rumah Makan

PALI, Sumselupdate.com – Merasa frustasi karena sering mengalami hambatan, ratusan sopir angkutan batubara (angbara) yang membawa emas hitam dari tambang di Kabupaten Lahat untuk kemudian di bongkar di pelabuhan Desa Prambatan, Kecamatan Abab, Kabupaten PALI memilih libur.

Bahkan, ada pula sopir yang nekat menumpahkan muatannya itu di depan rumah makan. Bukan tanpa sebab, hal itu dilakukan para sopir angbara.

Bacaan Lainnya

Dari informasi yang dihimpun, ratusan sopir tersebut tidak bisa bongkar muatan di dermaga PT Energate Prima Indonesia (EPI) di Desa Prambatan lantaran para sopir tidak membawa surat jalan dari PT Bukit Siguntang Lestari (BSL).

Untuk diketahui, PT BSL merupakan perusahaan yang mendapat dispensasi dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan untuk bisa melewati jalan umum. “Kalau tidak ada surat jalan dari PT BSL, kami tidak boleh bongkar, jadinya kami terhambat bahkan disuruh mutar arah,” ungkap Indra, salahsatu sopir angkutan batubara.

Diakuinya, tak sedikit para sopir membongkar muatannya didepan warung makan karena kehabisan uang jalan.

“Siapa tahan kalau harus memarkirkan mobil penuh muatan berhari-hari di depan rumah makan. Karena kami harus menunggu mobil itu, serta kami butuh makan. Makanya banyak yang tidak tahan dan terpaksa menumpahkan batubara didepan rumah makan yang tak jauh dari lokasi penyetopan,” terangnya.

Sementara itu, Supran, salah satu pengusaha transportir menjelaskan duduk permasalahan tersedatnya angkutan batubara dikarenakan pihak BSL meminta secara sepihak kenaikan kontrak yang telah disepakati.

“Di dalam kontrak telah disepakati bahwa transportir harus membayar Rp 2.500/ton kepada pihak PT BSL, tetapi baru berjalan tiga minggu kontrak itu, pihak BSL meminta Rp 6.000/ton tanpa ada musyawarah terlebih dahulu. Padahal dalam kontrak masa berlakunya sampai 31 Desember 2018,” jelas Supran.

Akibatnya, sudah 10 hari ini, armada nya tidak beroperasi, dan saat ini, dirinya bersama pengusaha transportir lainnya yang keberatan dengan adanya permintaan sepihak tengah melakukan komunikasi dengan pihak BSL.

“Kalau kami turuti, terus terang kami keberatan, sebab, terlalu besar kenaikan yang diminta pihak BSL. Namun, kami saat ini masih berkomunikasi dengan pihak BSL untuk mencari jalan keluarnya agar operasional bisa berjalan kembali. Karena kasihan para sopir tidak bekerja, sementara akan menghadapi lebaran,” tukasnya. (adj)

Yuk bagikan berita ini...

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.