Jakarta, sumselupdate.com – Terpidana korupsi proyek e-KTP Setya Novanto sudah 5 kali mencicil pembayaran uang pengganti USD 7,3 juta yang dibebankan kepadanya. Jumlah itu masih belum cukup untuk melunasi semua uang tersebut.

Dalam putusan yang dibacakan pada 24 April 2018, pembayaran uang pengganti dalam bentuk dolar Amerika. Namun, dalam putusan itu tidak disebutkan dengan detail soal penggunaan kurs.

Novanto sendiri sempat meminta agar pembayaran tersebut menggunakan kurs pada tahun proyek itu berjalan, yaitu 2011. Namun KPK belum dapat memastikan soal permintaan Novanto itu dapat dikabulkan atau tidak.

“Saya masih harus pastikan itu kepada pihak unit labuksi (pengelolaan barang bukti dan eksekusi),” ucap Kabiro Humas KPK Febri Diansyah saat ditanya soal itu pada Rabu, (19/9).

Detikcom coba menghitung total uang pengganti yang harus dibayar Novanto menggunakan kurs beli di tanggal vonis itu dibacakan, yaitu pada 24 April 2018. Dari laman Bank Indonesia (BI), kurs beli pada tanggal itu adalah Rp 13.830, sedangkan kurs jual Rp 13.970.

Total uang pengganti itu USD 7,3 juta atau sekitar Rp 100 miliar apabila dihitung menggunakan kurs beli pada tanggal vonis dijatuhkan. Untuk membayar itu, Novanto sudah 5 kali mencicil dengan rincian Rp 5 miliar, USD 100 ribu, Rp 1.116.624.197, Rp 862 juta, dan Rp 6,4 miliar. Apabila menggunakan kurs pada tanggal vonis dijatuhkan, seperti ini hitungannya:

– Rp 5 miliar atau setara USD 357.909
– USD 100 ribu
– Rp 1.116.624.197 atau setara USD 79.930
– Rp 862 juta atau setara USD 61.703
– Rp 6.435.322.000 setara USD 460.652

Dari rincian itu, diperoleh angka USD 1.060.194 sebagai total uang yang sudah dibayarkan Novanto. Kemudian, berapa sisa yang harus dibayar Novanto?

USD 7,3 juta dikurangi USD 1.060.194 yaitu USD 6.239.806 atau setara Rp 86.296.516.980 jika dikonversi berdasarkan kurs beli 24 April 2018 adalah Rp 13.830. (adm3/dtc)