3 Ledakan Mortir Sisa Perang Dunia yang Merusak di Mako Brimob

Minggu, 15 September 2019
Kondisi gudang tempat penyimpanan bahan peledak dan bom temuan dari masyarakat, setelah terjadinya ledakan di gudang tersebut, di kompleks Markas Brimob Polda Jateng, di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (14/9/2019). (Foto: ANTARA FOTO/R. Rekotomo)

Semarang, Sumselupdate.com – Ledakan di Mako Brimob, Srondol, Semarang, Jawa Tengah bikin geger warga setempat. Ledakan ini berasal dari mortir sisa Perang Dunia II dan menghancurkan bangunan gudang.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, peristiwa itu terjadi pada pukul 07.00 WIB, Sabtu (14/9/2019). Warga yang tinggal di dekat lokasi kejadian berhamburan keluar rumah karena panik.

Kepulan asap hitam membumbung saat ledakan. Tujuh unit kendaraan pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi untuk pemadaman api.

Dedi menyebut ada 33 bahan peledak yang tersimpan dalam gudang barang bukti sisa Perang Dunia II di area Mako Brimob Semarang. Gudang ini meledak dan menimbulkan kerusakan di kawasan Mako Brimob.

Advertisements

“Ada 33 bom yang boleh dikatakan masih aktif berdaya ledak tinggi,” ujar Dedi, seperti dilansir Detikcom.

Dedi menjelaskan rincian mortir yang meledak di Mako Brimob Semarang mulai dari ukuran besar, sedang, kecil, hingga bom ranjau. 3 ledakan awal merembet ke bahan peledak lainnya yang membuat gudang porak poranda.

“Tiga ledakan kecil kemudian merembet ke ledakan. Handak sisa perang dunia antara lain antara lain 6 buah mortir besar yang ukurannya sekitar 120 cm dengan diameter 60 cm, kemudian ada 3 buah mortir sedang ukuran panjang 75 cm diameter 80 cm, 8 buah mortir kecil ukuran 30 cm diameter 25 cm, dan satu buah bom ranjau ukuran 55 cm dan diameter 80 cm,” tuturnya.

Akibat ledakan itu 44 unit rumah rusak dengan kondisi kaca pecah, plafon rusak, hingga genteng rusak. Adapun korban luka dialami oleh Brimob AKBP Syaiful Anwar dengan luka di tangan kiri dan kepala akibat pecahan kaca. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

“Luka di kepala ringan,” kata Dedi.

Dedi melanjutkan mortir sisa peninggalan Perang Dunia II ini memiliki sensitivitas tinggi. Dugaan sementara ledakan dipicu akibat udara panas di area gudang.

“Dugaan sementara dipicu dari suhu, bom usia puluhan tahun, maka dia sensitif terhadap suhu. Ketika suhu meningkat memicu ledakan, yang paling tua (bahan peledak) yang duluan (meledak) memicu (ledakan) bom lain,” terangnya.

Tim Penjinak Bom (Jibom) dari Pasgegana Polri sudah terbang ke Jawa Tengah untuk melakukan olah TKP. Dedi mengatakan pihaknya menunggu tim Jibom untuk mengetahui secara pasti faktor utama terjadinya ledakan.

“Sambil menunggu tim dari Jibom Pasgegana menunggu perkembangan lanjut hasil olah TKP untuk memastikan secara komprehensif apa yang menjadi penyebab utama ledakan,” katanya.

Sementara itu, Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel mengakui gudang tersebut memang belum ideal. Koordinasi dengan PT Dahana juga dilakukan karena jika tidak dititipkan ke PT Dahana seharusnya disimpan dalam tempat berupa bunker.

“Belum, belum ideal,” kata Rycko di Mako Brimob Srondol.

“Ada tempat penyimpanan gudang yang ideal . Sudah diajukan proses penyimpanan, konstruksi yang diusulkan ke PT Dahana. Kalau belum bisa diserahkan ke PT Dahana, penyimpanan sementara harus bunker tapi harus survei dulu karena benda ini berbahaya kalau di permukaan tanah. Masih proses,” jelasnya.(dtc/adm5)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.