Wapres: Pemerintah Tidak Akan Minta Maaf ke Korban Tragedi 1965

Kamis, 21 April 2016
Korban Tragedi 1965 (Foto Ilustrasi)

Jakarta, sumselupdate.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menegaskan pemerintah tidak akan meminta maaf kepada korban tragedi tahun 1965. JK menyampaikan penegasan ini setelah ia bertemu Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan.

“Pak Luhut juga melaporkan tentang beberapa hal tentang penyanderaan, tentang simposium 1965, ya beberapa hal diterangkan. Pertama, pemerintah punya sikap seperti apa kata Pak Luhut, yaitu pemerintah tidak punya rencana untuk minta maaf,” ujar JK di Kantor Wapres, Jakarta Pusat, Rabu (20/4).

JK malah mempertanyakan soal konsepsi minta maaf tersebut. “Kalau minta kepada siapa dan oleh siapa, karena sekali lagi saya ingin ulangi, korban yang pertama itu justru jenderal kita, lima orang,” jelasnya.

Menurut JK, tidak ada data akurat soal jumlah korban tragedi 1965. Akibatnya, ada perbedaan data soal korban. “Kalau ratusan ribu kan pasti banyak kuburan massal itu. Nggak ada yang bisa menunjukkan,” kata JK.

Advertisements

JK kemudian mengingat perihal jumlah korban tragedi 1965 di daerah asalnya. “Saya sendiri waktu itu, kalau di Makassar yah bukan di Jawa, seingat saya di Makassar cuma satu orang yang korban. Dibunuhlah oleh kita tidak tahu siapa, cuma satu orang. Di Bone kampung saya banyak, 25 orang tapi di penjara,” tuturnya.

Sebelumnya, di sela acara Simposium Nasional Membedah Tragedi 1965 di Hotel Aryaduta, Senin (18/4), Luhut menegaskan keinginan pemerintah merekonsiliasi kasus pelanggaran HAM masa lalu. Namun Luhut menegaskan, rekonsiliasi tersebut bukan berarti pemerintah  ingin meminta maaf terkait tragedi 1965.

“Tidak pernah ada pikiran untuk minta maaf, mungkin boarding-nya adalah akan penyesalan mendalam peristiwa masa lalu yang kita berharap tidak terulang lagi. Itu boarding-nya,” kata Luhut, saat itu. (shn)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.