Puan Maharani: Bagi Saya Ibu Fatmawati Punya Visi dan Pandangan Jauh ke Depan

Minggu, 15 Mei 2022
Ketua DPR RI Puan Maharani.

Jakarta, Sumselupdate.com – Tepat hari ini, 42 tahun lalu, Indonesia kehilangan ibu negara pertama Fatmawati.

Ia meninggal 14 Mei 1980 pada usia 57 tahun di Kuala Lumpur, Malaysia karena serangan jantung ketika dalam perjalanan pulang umrah dari Mekkah.

Cucu Fatmawati, Puan Maharani, mengenang neneknya itu sebagai sosok yang membanggakan.

“Ibu Fatmawati selain menjadi kebanggaan keluarga kami, beliau juga sosok kebanggaan masyarakat Bengkulu, dan bangsa Indonesia,” kata Puan, Sabtu (14/5/2022).

Advertisements

Menurut Puan, sosok Fatmawati selalu dijadikan sebagai inspirasi.

Perjuangan Fatmawati yang mendukung Soekarno memproklamirkan serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia dinilai tidak hanya sekedar pengabdian istri kepada suami, namun juga seorang warga kepada negara dan bangsanya.

“Salah satu cerita yang paling menginspirasi dari Ibu Fatmawati adalah bagaimana ia turut menjahit bendera merah putih yang dikibarkan saat proklamasi kemerdekaan,” kata mantan Menko PMK ini.

Dia pun mengisahkan, untuk mendapatkan bahan kain merah dan putih dalam ukuran besar bendera bukan  hal  mudah.

Barang-barang eks impor semua berada di tangan Jepang. Fatmawati pun harus meminta bantuan Shimizu, orang yang ditunjuk pemerintah Jepang sebagai perantara dalam perundingan Jepang-Indonesia.

Shimizu lalu mengusahakan lewat seorang pembesar Jepang, yang mengepalai gudang di Pintu Air di depan eks Bioskop Capitol.

Dengan susah payah Fatmawati  mendapatkan bahan kain itu dan menjahitnya.

“Bendera itulah yang berkibar di Pegangsaan Timur saat proklamasi kemerdekaan Indonesia,” kata Puan.

Dikatakan, waktu menjahit bendera kondisi fisik Fatmawati cukup rentan.

Pasalnya, Fatmawati saat itu sedang hamil tua dan sudah waktunya melahirkan putra sulungnya, Guntur Soekarnoputra.

Fatmawati menjahit bendera itu secara berangsur-angsur dengan mesin jahit Singer yang dijalankan hanya dengan tangan.

Sebab dokter melarang ia menggunakan kaki untuk menggerakkan mesin jahit.

Tak jarang, Fatmawati menitikkan air mata kala menjahit bendera itu.

Namun, Fatmawati tak berhenti menjahit bendera itu hingga rampung karena meyakini Indonesia akan segera merdeka dalam waktu dekat.

“Bagi saya, Ibu Fatmawati adalah sosok yang mempunyai visi dan pandangan jauh ke depan. Atas jasa Beliau, kita bangsa Indonesia memiliki bendera pusaka merah putih yang dijahit dengan tangan Beliau sendiri dan dipersiapkan sebelum Indonesia merdeka,” kata Puan. (duk)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.