Palembang, Sumselupdate.com – Permainan H2Ours di desain untuk menyimulasikan siklus hidrologi lahan gambut dengan cara yang mudah dipahami. Dalam setiap sesi, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dan diberi tantangan untuk mengelola lahan gambut dengan mempertimbangkan dua sumber daya utama: uang dan air.
Setiap keputusan yang diambil dapat membentuk kondisi ekonomi dan lingkungan, berpotensi menyebabkan risiko kebakaran lahan maupun banjir.
Kepala Bidang Perencanaan Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati DLH Banyuasin, Martini Yulia, berharap pelatihan ini dapat memperkaya pemahaman pihaknya dalam menyusun Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut (RPPEG).
“Pelatihan ini sangat membantu kami untuk lebih memahami langkah-langkah kebijakan dalam meningkatkan fungsi ekosistem gambut ke depan,” ujarnya, Jumat (24/1/2025).
Apalagi Kabupaten Banyuasin, yang dikenal memiliki ekosistem gambut yang berfungsi sebagai pelindung sekaligus budidaya, menghadapi tantangan dalam pemanfaatan lahan. Banyak kegiatan budidaya yang berlangsung di area yang seharusnya berfungsi sebagai zona perlindungan.
Baca juga : Kasus Kebakaran Lahan Gambut, PT Kosindo Supratama Didenda Rp601 Miliar
“Pelatihan ini dinilai penting untuk menjamin bahwa dokumen RPPEG yang disusun mampu berjalan sesuai tujuan dengan pendekatan yang berkelanjutan,” tuturnya.
Sementara itu Ni’matul Khasanah, peneliti dari ICRAF Indonesia, menyampaikan, permainan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan wawasan tentang bagaimana keputusan satu kelompok dapat mempengaruhi kelompok lain dalam pengelolaan ekosistem gambut.
Baca juga : Lahan Gambut di Kampar Terbakar, BPBD Riau: Karhutla Masih Terkendali
Ni’ma menyebutkan pula betapa pentingnya masyarakat memahami dampak dari perubahan fungsi ekosistem tersebut, terutama akibat konversi lahan dan pembangunan infrastruktur melalui permainan H2Ours. (**)