Palembang, Sumselupdate.com –Dapur sehat Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sukarame, Palembang, memasak 300 kilogram ayam setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan 3.200 porsi makanan siswa di lima sekolah. Dapur sehat kedua MBG di Kota Palembang yang mengcover sekolah di wilayah Kecamatan Sukarame resmi beroperasi pada Senin (14/1/2025).
Sebelumnya sejak 6 Januari 2025 dapur pertama untuk program MBG di wilayah Ilir Barat (IB) 1 lebih dulu beroperasi menyiapkan menu MBG untuk 2.968 siswa.
Program MBG di Sukarame baru berjalan di lima sekolah PAUD, TK Kasih Bunda, SD Negeri 129, SMP Negeri 40 dan SMK Negeri 7.
Menu MBG kelima sekolah tersebut disediakan oleh dapur sehat Catering Mamaraza yang terletak di Jalan H.M Saleh, KM 7, Kecamatan Sukarame, Palembang.
Owner Dapur Mamaraza, Gita mengatakan, satu dapur miliknya ini setiap harinya menyiapkan sekitar 3.200 porsi, disesuaikan dengan kehadiran siswa di lima sekolah tersebut.
Dapur ini pada hari pertama memasak menu TK – SD kelas 1, 2, dan 3 berupa ayam suir, tumis bihun wortel, tempe kecap, dan buah semangka. Kelas 4, 5, 6 SD – SMP ayam tepung, tempe orek, sayur kacang wortel, dan semangka. Sementara untuk SMA berbeda di menu utamanya yaitu ayam kecap.
“Menu yang akan dimasak sudah terjadwal oleh pihak ahli gizi untuk satu minggu itu menunya apa dan porsinya sesuai takaran gizi,” katanya.
Gita mengatakan, berjalannya program ini juga membantu keberlangsungan pengusaha lainnya. Contohnya pembelian daging ayam tidak dari satu tempat mengingat jumlahnya yang sangat banyak.
Tidak hanya daging, untuk sayuran pun mereka sudah ada supplier atau pemasok yang memiliki kualitas sayuran baik.
“Ayamnya bukan satu tempat, untuk pengambilan ayam butuh 300 kilogram lebih per hari jadi kita ambil dari dua tempat berbeda. Satu ekor ayam di potong menjadi 13-14 potong,” jelasnya
Gita mengatakan, lebih dari 3.000 porsi makanan ini dimasak oleh lebih dari 40 orang petugas. Di antaranya 8 orang memasak nasi, 12 orang memasak lauk dan sayur, 18 orang packing makanan.
“Selain yang menyiapkan makanan, pihak ahli gizi pun standby untuk memantau makanan yang dimasak,” ujarnya.
Lantaran menyajikan makanan ke siswa ada yang pagi dan siang, maka petugas pun dibagi menjadi dua shift kerja. Pertama mulai bekerja memasak nasi pukul 01.00 dini hari. Kemudian shift kedua pukul 05.00 pagi.
Sementara itu, Sekretaris DPD Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI) Sumsel, Tri Yulia Rizki Ananda mengatakan, untuk kebutuhan kalori secara perhitungan gizi sendiri sudah sesuai dengan kebutuhan. Antara siswa TK, SD, SMP dan SMA itu beda kebutuhannya.
Dimana kebutuhan anak TK sendiri di angka 328 kkal dan anak SD kelas 1-3 di 368 kkal. SD kelas 4-6 530 kkal, untuk anak SMP 719 kkal dan anak SMK atau SMA 762 kkal. Dan kebutuhan makan siang mereka di angka 30-35 persen dari kebutuhan harian.
“Untuk kebutuhan kalori secara perhitungan gizi sendiri berbeda. Semua sudah sesuai dengan kebutuhan baik energi, protein, lemak dan karbohidratnya,” jelasnya. (Iya)