Jakarta, Sumselupdate.com — Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto memberikan tanggapan atas penelitian yang memprediksi Indonesia sedang memasuki masa puncak wabah Covid-19.
Menurut Yuri, pemerintah tidak ingin terlalu dini menyimpulkan kondisi yang sedang berlangsung.
“Saya tidak mau membuat kesimpulan dini. Ini bukan hanya dilihat dari data grafik sendirian. Banyak faktor yang memengaruhi,” ujarnya seperti dikutip dari laman Kompas.com, Rabu (29/4/2020).
Yuri mengatakan, seluruh kondisi perkembangan kasus Covid-19 tetap menjadi pemantauan pemerintah.
Meski di sejumlah daerah menunjukkan adanya perlambatan perkembangan kasus penularan Covid-19, pemerintah belum akan membuat kesimpulan.
“Ingat ini baru berapa hari (perlambatan kasus). Jangan bikin kesimpulan apa-apa. Kita lihat dulu perkembangan seperti apa. Kan banyak variabel yang harus ditentukan,” tegas Yuri.
Sebelumnya, Ilmuwan dari Universitas Teknologi dan Desain Singapura (SUTD) memprediksi bahwa wabah Covid-19 di Indonesia sedang memasuki masa puncak dan akan berakhir pada Juni 2020.
Prediksi yang dibuat oleh Laboratorium Inovasi Berbasis Data (DDI SUTD) itu ditampilkan di situs resminya dengan judul “Kapan Covid-19 Berakhir?”
Dipaparkan dalam situs tersebut, Indonesia sedang berada di periode puncak Covid-19 sejak tanggal 19 April 2020.
Sementara itu, pandemi di Tanah Air diprediksi 97 persen berakhir pada 4 Juni 2020 dan 99 persen berakhir pada 20 Juni 2020.
Untuk diketahui, situs ini melakukan pemantauan perkembangan Covid-19 di puluhan negara, termasuk Indonesia.
Tim SUTD menggunakan perhitungan dengan model SIR, singkatan dari susceptible (rentan)-infected (tertular)-recovered (sembuh), untuk memperkirakan kurva pandemi virus corona di suatu negara dan kapan akan berakhir.
Ahli menggunakan pengodean dari Milan Batista dan data dari Our World in Data.
Dalam situs mereka, tim mengatakan bahwa pelaporan ini hanya bertujuan untuk penelitian dan edukasi, yang mungkin memiliki kesalahan.
“Pembaca harus mencerna prediksi apa pun dengan hati-hati. Terlalu optimis dengan perkiraan tanggal kapan akan berakhir akan menjadi berbahaya dan dapat melonggarkan disiplin serta kontrol diri, dan justru perputaran virus dapat terus terjadi,” tulis tim dalam situs mereka.
Sementara itu, pakar epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengatakan, Indonesia belum memasuki puncak Covid-19.
Pandu mengatakan, kita masih jauh dari puncak pandemi Covid-19.
Pada hari-hari mendatang, jumlah pasien positif Covid-19 diprediksi masih akan terus bertambah.
“Menurut perhitungan kami, puncaknya ada di minggu-minggu sebelum hari raya Lebaran,” kata Pandu kepada Kompas.com, Selasa (28/4/2020).
Pandu mencatat, perhitungan puncak sebelum hari raya Lebaran akan terjadi apabila masyarakat tidak mudik atau pulang kampung ketika mendekati Lebaran.
Jika masyarakat nekat melakukan perjalanan ke kampung halaman, baik untuk mudik maupun alasan apa pun, maka periode puncak Covid-19 akan bergeser lagi atau terjadi lebih lama lagi.
Pandu mengingatkan, jika Indonesia menargetkan Covid-19 di Indonesia berakhir pada Juni, diperlukan strategi dan langkah nyata untuk memutus mata rantai penyebaran.
Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
PSBB tidak hanya untuk Jakarta dan beberapa kota besar di Indonesia yang saat ini sudah menerapkannya, tetapi sebaiknya untuk semua wilayah Indonesia.
“Karena persebaran Covid-19 sudah merata ke seluruh wilayah,” ungkapnya.(kpc/adm5)