Menulislah, Agar Anda Abadi!
Oleh: Solehun (Pimpinan Umum Sumselupdate.com)
Anda ingin abadi? Menulislah! Benarkah? Benar, menulis memang identik dengan keabadian. Apa yang Anda tulis pasti akan kekal. Sebagai penulis, Anda akan dikenang sepanjang masa. Anda pun akan selalu hadir di tengah peradaban meski peradaban itu silih berganti mengikuti masanya.
Begitulah, betapa strategisnya eksistensi menulis bagi kehidupan. Tidak heran jika kemudian ada peribahasa dalam bahasa Yunani menyebutkan, “scripta manent, verba volant”; yang tertulis kekal, yang terucap menguap. Peribahasa hampir serupa juga ditemukan dalam bahasa Inggris, “publish or perish; menulis atau mati!
Menulis bukanlah kegiatan yang sia-sia. Siapa pun yang menulis, dia akan memperoleh banyak manfaat dari kegiatan menyampaikan ide, pemikiran, perasaan, atau informasi melalui tulisan ini. Manfaat itu mulai dari manfaat intelektual, pendidikan, sosial, finansial, psikologi, hingga manfaat filosofi. Bahkan manfaat tersebut bukan saja akan diraih oleh penulis, tetapi juga oleh orang lain khususnya para pembaca tulisan itu.
Sayangnya, meski menulis memiliki banyak manfaat, dalam realitas keseharian ternyata masih banyak orang yang belum menjadikan menulis sebagai salah satu kebiasaan positif dalam kehidupannya. Alasan yang menyertainya pun beragam. Ada yang beralasan karena tidak memiliki bakat untuk menulis. Tidak sedikit yang beralasan karena sulit menemukan ide atau tidak ada suasana hati (mood) yang baik untuk menulis. Bahkan, ada juga yang beralasan karena tidak ada waktu untuk menulis. Padahal, apa pun kondisinya, semua kendala ini harus disiasati dan diatasi agar kegiatan menulis senantiasa menjadi budaya dalam kehidupan kita.
Bagi Anda yang belum terbiasa menulis, jangan takut untuk segera memulai menulis. Sebab, setiap orang sejatinya memiliki potensi untuk bisa menulis. Terlebih faktanya, bakat bukanlah syarat mutlak untuk pintar menulis. Selain itu, pengetahuan teori menulis juga bukan segala-galanya untuk menjadikan Anda sebagai penulis handal. Yang ada, keterampilan menulis justru selalu diawali oleh sejauhmana minat, kreativitas, serangkaian latihan, dan ketajaman penalaran seseorang terhadap fenomena sosial. Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah sejauhmana kebiasaan membacanya dengan memanfaatkan berbagai sumber bacaan yang tersedia.
Sadar bahwa kemampuan menulis sejatinya adalah sebuah keterampilan dan hanya bisa dikembangkan lewat proses latihan, maka setiap orang yang ingin pintar atau mahir menulis harus sering berlatih menulis. Pada saat yang sama, tumbuhkan dan perkuat motivasi, sisihkan waktu yang cukup untuk menulis, sembari terus menambah pengetahuan tentang kepenulisan.
Jangan tunda-tunda lagi, sekarang mulailah Anda berlatih menulis. Asah keterampilan menulis Anda dengan menangkap ide dan imajinasi yang berseliweran di kepala Anda. Lalu, tuangkan ide dan imajinasi yang menjadi inspirasi itu ke dalam sebuah tulisan. Teruslah menulis. Jangan pernah berhenti menulis hanya gara-gara Anda tidak yakin dengan kualitas tulisan Anda. Nanti ada saatnya bagi Anda berhenti menulis, itu pun sejenak, yakni ketika Anda melakukan editing pada naskah yang telah selesai ditulis. Di sinilah saatnya bagi Anda untuk membaca ulang tulisan dan mengoreksinya agar menjadi tulisan yang sempurna.
Setelah mengetahui betapa strategisnya eksistensi menulis bagi kehidupan, kini keputusan ada di tangan Anda. Yang jelas, jika Anda ingin mewariskan sesuatu dengan kekal, Anda mesti menuliskannya!