Kuala Lumpur, Sumselupdate.com – Perdana Menteri (PM) Malaysia Muhyiddin Yassin mengatakan Malaysia akan melaksanakan pemungutan suara saat pandemi virus Corona (COVID-19) selesai. Hal itu disampaikan PM Muhyiddin dua hari setelah memenangkan dukungan anggota Parlemen Malaysia untuk anggaran 2021 pemerintahannya.
Dilansir Detikcom dari AFP, Sabtu (28/11/2020), Muhyiddin berpidato pada pertemuan umum tahunan virtual partai Bersatu. Ia menyatakan keyakinannya bahwa aliansi yang berkuasa akan memenangkan dukungan pemilih pada pemilu berikutnya.
“Insyaallah, jika Allah mengizinkan, setelah pandemi virus Corona selesai, kami akan menggelar pemilihan umum,” ujar Muhyiddin.
“Kami akan mengusahakan amanah rakyat dan membiarkan pemilih menentukan pemerintah pilihan mereka,” lanjutnya.
Muhyiddin tak menjelskan lebih lanjut pernyataannya tersebut. Ia juga mengatakan telah melakukan ‘pertemuan dari hati ke hati’ dengan Presiden UMNO Ahmad Zahid Hamidi untuk membicarakan perbedaan di antara para sekutu.
“Kita tidak berpisah. Kita tidak bisa bertarung di antara kita sendiri,” ujarnya.
Pada Kamis (26/11) waktu setempat, Parlemen Malaysia mengeluarkan anggaran pemerintah dalam pemungutan suara, memungkinkan Muhyiddin tetap berkuasa. Selain itu, yang lebih penting adalah dukungan itu membuktikan bahwa Muhyiddin mendapat dukungan mayoritas di Parlemen.
Malaysia telah mencatat lonjakan kasus baru virus Corona. Jumlah kasus melonjak sejak September 2020, dengan kasus kumulatif mencapai lebih dari 63.000 per Sabtu (28/11).
“Inilah saatnya mengabdi kepada rakyat. Bukan memperebutkan kekuasaan. Bekerja keras untuk melayani dan membantu orang yang membutuhkan bantuan,” ujar Muhyiddin.
Raja Malaysia pada Oktober lalu menolak permintaan Muhyiddin untuk menyatakan keadaan darurat sebagai tanggapan atas krisis akibat virus Corona. Banyak orang Malaysia yang gusar dengan langkah Perdana Menteri itu, melihatnya sebagai upaya putus asa untuk mempertahankan kekuasaan.
Muhyiddin Yassin diketahui mengambil alih kekuasaan pada Maret lalu setelah menarik partainya dari koalisi Anwar Ibrahim untuk bersekutu dengan Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) yang tercemar skandal. Sejak itu, pemerintahan Muhyiddin tertatih-tatih dan diwarnai pertikaian.(dtc/adm5)