Surabaya, Sumselupdate.com — Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mendukung pembukaan fakultas kedokteran di sejumlah kampus Jawa Timur (Jatim) untuk mendukung layanan kesehatan masyarakat.
Menurut LaNyalla program studi kedokteran memberi solusi terhadap rasio kekurangan dokter, serta mampu meningkatkan standar pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
“Tidak hanya di Jatim, kebutuhan tenaga dokter di Indonesia sangat tinggi. Kondisi ini harus dijawab Kemenkes dan Kemendikbud Ristek untuk menambah SDM dokter. Caranya dengan memperbanyak fakultas kedokteran,” kata LaNyalla di Surabaya, Jatim, Sabtu (11/3/2023).
Dikatakan, ketika ada universitas yang mengajukan pendirian program studi Kedokteran Program Sarjana sudah seharusnya dibantu.
Namun universitas yang akan membuka program studi Kedokteran mempersiapkan segala hal dengan baik.
“Tenaga pengajar, infrastruktur dan fasilitas yang menunjang proses belajar harus mengikuti standar yang sudah ditentukan demi pembaharuan dan peningkatan kualitas lulusan dokter sehingga lebih kompetitif,” tuturnya.
Satu hal lagi yang perlu dipikirkan, kata LaNyalla, skema biaya studi yang bisa terjangkau. Sebab bukan rahasia lagi, selain susah masuk, Fakultas Kedoktera dikenal berbiaya mahal.
“Soal pendanaan bagi calon dokter tidak boleh dikesampingkan. Perlu normalisasi biaya supaya banyak mahasiswa bisa masuk fakultas kedokteran. Juga agar dokter umum banyak mengambil spesialisasi,” tegasnya.
Dia menambahkan, saat ini kondisi rasio dokter dengan masyarakat tidak ideal. Malah jumlah dokter semakin berkurang akibat korban pandemi Covid-19.
“Memang fakta dan kita saksikan hari ini kekurangan tenaga dokter di RS daera sangat terasa. Ini berdampak pada minimnya akses dan pelayanan kesehatan. Untuk itu dalam satu dekade ke depan kita memerlukan banyak tenaga dokter,” tambah dia.
Diakui, kebutuhan profesi tenaga kedokteran di Jatim cukup tinggi dan kekurangan. Sebab 27.897 dokter melayani 41 juta orang.
Standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) rasio dokter umum dan penduduk idealnya 1:1000.
Sedangkan data Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada 2020, rasio dokter umum di Indonesia 1:1400 penduduk, dan itu pun tidak merata penyebarannya.
LaNyalla menyarankan pemerintah berkaca pada kasus Covid-19 saat terjadi lonjakan, dimana dokter dan tenaga kesehatan kewalahan menghadapi pasien.
“Kalau tidak dipersiapkan sejak sekarang kondisi ini akan lebih parah dan kita bisa memasuki masa defisit dokter dan kolapsnya pelayanan kesehatan,” katanya.
Sementara itu beberapa universitas di Jawa Timur yang mengajukan pembukaan Fakultas Kedokteran antara lain Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, UIDA Gontor, Universitas Bhakti Wiyata, Universitas Darul Ulum Jombang, Universitas Negeri Surabaya dan UPN Veteran Jatim.(duk)