Kurangi Kawasan Kumuh, Satu Rumah Dibantu Rp17,5 Juta

Jumat, 16 Oktober 2020
Bantuan renovasi rumah.

Palembang, Sumselupdate.com – Pemerintah Kota (pemkot) Palembang melakukan penataan terhadap 41 rumah di bantaran Sungai Sekanak. Setiap rumah mendapatkan bantuan senilai Rp17,5 juta dan disyaratkan tanah dan rumah milik sendiri. Pemkot memastikan akhir tahun selesai dan dapat mengurangi jumlah rumah tidak layak.

Penataan kawasan ini merupakan bantuan pembangunan rumah untuk empat kawasan di Kota Palembang dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Yakni Gandus, Sematang Borang, penataan rumah dan bangunan di pinggir Sungai Sekanak Lebak Cindo dan kawasan rumah penduduk korban kebakaran di Karanganyar.

Wakil Walikota Palembang Fitrianti Agustinda mengatakan, penataan kawasan ini diantaranya pembangunan rumah, jalan dan infrastruktur lainnya. Total ada 1500 perbaikan rumah tidak layak dan juga ada di bibir sungai yang tersebar di Kota Palembang.

“41 rumah di antaranya di Kelurahan 24 Ilir , Kecamatan Bukit Kecil. Segera akan dibangunkan jalan dengan lebar 5 meter dari bibir sungai,” katanya usai meninjau Lebak Cindo, Jumat (16/10/2020).

Advertisements

Penataan ini juga sejalan dengan program restorasi Lebak Cindo yang berada di bantaran Sungai Sekanak. Kawasan seluas 17 hektar tepatnya bersebelahan dengan Hotel Santika Jalan Radial ini, juga sejalan dengan retorasi Sekanak – Lambidaro.

Penanganan kawasan kumuh meliputi satinasi, perlimbahan, sampah, pemadam kebakaran, air bersih dan lainnya. Setiap rumah mendapatkan bantuan Rp17,5 juta untuk membeli bahan bangunan dan untuk membayar tukang bangunan.

“Semua rumah di pinggiran sungai, dibangun menghadap ke sungai dengan ditata dengan rapi dan dicat agar terlihat menarik,” katanya.

Salah seorang pemilik rumah, Nyimas Marini mengatakan, sebelum penataan dilakukan, pemerintah telah memberikan arahan. Masyarakat yang terkait sudah menyetujui. Ia mengaku telah tinggal di bibir aliran Sungai Sekanak itu sejak tahun 1981. Awalnya, rumah yang ia tinggali hanya bejarak sekitar 1-2 meter saja dari sungai. Tetapi sekarang mundur sekitar 3 meter.

“Kita dapat bahan bangunan seperti batu, bata, semen yang diantar langsung, sedangkan kami cari tukang dan dibayarkan dari uang bantuan itu,” katanya. (Iya)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.