Jakarta, Sumselupdate.com — Kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) kini semakin anarkis. Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid meminta Pemerintah fokus dalam penyelesaian konflik dan pemulihan stabilitas di Papua.
“Kami prihatin dengan gencarnya aksi OPM yang belakangan ini semakin sering dilakukan. Kami meminta Pemerintah segera mengambil langkah konkret dan fokus pada penyelesaian konflik serta stabilitas keamanan di Papua,”ujar Meutya Hafid di Jakarta, Jumat (19/7/2024).
Meutya menilai Pemerintah perlu mengoptimalkan pendekatan sosial budaya dalam mengatasi aksi-aksi anarkis OPM.
Pemerintah perlu membuka kembali dialog dengan kelompok OPM untuk mencari solusi damai. Negosiasi yang inklusif dan transparan dapat membantu mengurangi ketegangan.
Seperti diketahui situasi di Puncak Jaya, Papua Tengah, sempat memanas usai tiga anggota OPM tewas ditembak anggota TNI Selasa (16/7). Penembakan tersebut bermula saat sejumlah anggota OPM menyerang Satgas Yonif RK 753/AVT.
Massa lalu melancarkan protes dan mengatakan para korban bukan anggota OPM. Buntut protes itu, sebanyak enam unit mobil milik TNI-Polri dibakar massa. Mereka juga meminta ganti rugi total Rp3 miliar untuk ketiga orang yang ditembak sebagai denda adat.
Personel TNI sendiri menyita satu pucuk pistol rakitan dan bendera Bintang Kejora usai menembak mati 3 anggota OPM tersebut. Barang bukti itu diduga milik kelompom OPM pimpinan Teranus Enumbi yang terus menerus meneror warga sipil. Kelompok ini juga disebut sering merusak fasilitas umum hingga menyerang aparat keamanan.
Meutya juga mengingatkan bahwa prioritas utama adalah keamanan bagi masyarakat Papua.
Sehingga aparat TNI-Polri diminta mampu mengatasi gangguan keamanan.
“Kami ingin memastikan kehadiran aparat keamanan melindungi warga sipil agar mengatasi ancaman keamanan. Penguatan keberadaan TNI dan Polri di wilayah tersebut sangat penting,” kata Politisi Fraksi Partai Golkar ini.
Dia menilai investasi dalam pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat dapat membantu mengurangi ketidakstabilan keamanan di Papua.
Dan Komisi I DPR mengapresiasi pembangunan yang telah dilakukan Pemerintah di Papua dalam 10 tahun terakhir secara cepat, pesat, dan signifikan.
Langkah pembangunan seperti itu lanjut Meutya, perlu dilanjutkan untuk keberpihakan terhadap masyarakat Papua.
Sebelum itu, kelompok OPM juga melakukan pembakaran sekolah dan mendapat kecaman masyarakat setempat karena gedung SMP tersebut dalam keseharian digunakan anak-anak untuk belajar. Meutya dengan tegas mengatakan tindakan tersebut dapat merebut hak anak Papua belajar.
“Kita harus utamakan hak pendidikan anak-anak Papua untuk mendapat pendidikan yang layak,” tegasnya.
Meutya meminta Pemerintah dan aparat memastikan keamanan bagi anak-anak di Papua saat mengenyam pendidikan di sekolah. Apalagi kelompok OPM itu membakar gedung sekolah dengan tujuan untuk mengganggu proses belajar anak-anak di Papua.
“Kami berharap Pemerintah dapat menjamin agar anak-anak di Papua dapat memperoleh pendidikan dengan aman dan nyaman tanpa adanya intimidasi dan gangguan,”tegas Meutya. (duk)