Jakarta, Sumselupdate.com – Terkait aksi penyanderaan kelompok teroris Abu Sayyaf yang menyandera 10 warga negara Indonesia, Ketua DPR RI Ade Komarudin meminta pemerintah tak usah menuruti permintaan apapun dari kelompok tersebut.
“Menghadapi semacam pemerasan seperti ini, masa negara ini harus takut kepada premanisme, kepada terorisme. Enggak boleh, terlalu mahal harga diri bangsa kita,” kata Ade di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (29/3/2016) sebagaimana dikutip dari Kompascom.
Ade menyadari bahwa saat nyawa 10 WNI terancam karena disandera oleh kelompok milisi tersebut. Namun, dia percaya dengan kemampuan pemerintah dan aparat keamanan.
Lagi pula, kata Ade, Indonesia pernah berhasil mengatasi kelompok penyandera melalui operasi Woyla pada tahun 1981. Saat itu, Pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan 206 tujuan Medan dibajak oleh sekelompok teroris di Bangkok, Thailand.
“Saya yakin aparat kita pasti bisa mengambil langkah tepat. Kita sudah punya pengalaman, dan operasi Woyla itu berhasil,” kata Ade.
Sebanyak 10 awak kapal pandu Brahma 12 beserta muatan batubara milik perusahaan tambang dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, disandera kelompok teroris Filipina Abu Sayyaf sejak Sabtu (26/3/2016).
Para awak kapal dan seluruh muatan batubara dibawa penyandera ke tempat persembunyian mereka di salah satu pulau di sekitar Kepulauan Sulu. Penyandera juga meminta tebusan 50 juta peso (sekitar Rp 15 miliar) untuk pembebasan 10 sandera itu. (adm3)