Ketua DPR Dorong Perempuan Ambil Peran Pemimpin Masa Depan

Selasa, 26 September 2023
Ketua DPR Puan Maharani.

Jakarta, sumselupdate.com – Ketua DPR Puan Maharani mendorong pelajar perempuan untuk  mengambil peran menjadi pemimpin di masa depan. Sama dengan pelajar laki-laki, pelajar perempuan juga memiliki kompetensi diri sekaligus potensi  membangun Indonesia  lebih baik.

“Saya bisa berada di sini menjadi Ketua DPR  bukti  perempuan memiliki kesempatan sama bisa maju. Perempuan berhak memperoleh tempat yang adil sesuai dengan kapasitas dan kemampuan,” ujar Puan dalam forum Indonesia Student Leadership Camp (ISLC) Universitas Indonesia Tahun 2023 di Gedung DPR, Jakarta, Senin (25/9/2023).

Bacaan Lainnya

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, proporsi perempuan bisa mencapai 32,26 persen dari jumlah penduduk  di Indonesia. Dari statistik tersebut, peran perempuan sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan ekonomi kreatif Indonesia. Apalagi saat ini perempuan berpotensi mengambil porsi 64,5 persen sebagai pelaku industri kreatif di tanah air.

Dari laporan tersebut, Puan menilai perempuan mampu  menjadi pemimpin yang bisa menjaga keseimbangan antara dunia profesional hingga rumah tangga. Di hadapan 100 ketua osis mewakili pelajar Indonesia, Politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu  mengingatkan untuk tidak menyerah meraih cita-cita.

Mewujudkan kesetaraan gender, tidak bisa hanya menunggu tanpa usaha yang keras. Dia  berharap, pelajar saling mendukung satu sama lain secara positif. “Pelajar muda seperti kalian ini punya kapasitas belajar yang sangat besar. Untuk meraih cita-cita dan mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur tidak bisa hanya diam. Setiap dari kalian harus belajar sungguh-sungguh dan bekerja keras,” tandas Perempuan Pertama yang menjadi Ketua DPR RI itu.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Agustina Wilujeng Pramestuti menambahkan, Generasi Z harus mengasah kemampuan diri dengan berbagai kegiatan positif di luar sekolah. Jika hanya mengandalkan ijazah, sulit bagi pelajar  bersaing sekaligus beradaptasi dengan tantangan yang terjadi.

“Pelajar  harus menjalani sekolah kehidupan, seperti membangun jaringan, bernegosiasi dengan teman-teman, mengalami kegagalan dan bangkit  perlu banyak dilakukan, dijalani dan terjadi. Jadi, ikutilah kegiatan informal dan ekstrakurikuler apa aja, jangan mau dibatasi oleh gerak yang mengatakan ini peserta dibatasi. You want it, fight for it,” tuturnya. (duk)

Bantu Kami untuk Berkembang

Mari kita tumbuh bersama! Donasi Anda membantu kami menghadirkan konten yang lebih baik dan berkelanjutan. Scan QRIS untuk berdonasi sekarang!


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.