Jakarta, sumselupdate.com – Ketua DPR RI Puan Maharani mendorong Pemerintah agar kembali memasifkan sosialisasi tentang bahaya ancaman virus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Puan menekankan pentingnya langkah preventif pencegahan merebaknya penyakit DBD untuk menekan risiko kematian.
“Pemerintah agar segera bertindak menghadapi merebaknya DBD dan mengambil langkah antisipasi yang diperlukan untuk mencegah potensi melebarnya wabah di berbagai daerah di Indonesia,” kata Puan di Jakarta, Rabu (20/9/2023).
Dia juga menyoroti peningkatan penyebaran penyakit DBD di daerah Kalimantan Barat (Kalbar). Tingginya lonjakan kasus DBD di daerah tersebut harus menjadi perhatian.
Menurut data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalbar, kasus penyakit DBD telah mencapai 2.303 kasus hingga September 2023. Angka ini mengalami lonjakan dibandingkan Agustus 2023 di mana terdapat 1.306 kasus. Sepanjang tahun 2023, tercatat sudah ada 27 kasus kematian akibat DBD di Kalbar, 19 di antaranya anak-anak.
Kenaikan angka kasus DBD di wilayah Kalbar disinyalir akibat kemarau berkepanjangan yang meliputi sebagian wilayah Indonesia.
Oleh karena itu, Puan meminta langkah konkret dari Pemerintah untuk menekan penyakit DBD di seluruh wilayah Indonesia.
“Di tengah peningkatan suhu lingkungan terjadi peningkatan populasi nyamuk Aedes Aegypti yang harus diwaspadai untuk menekan jumlah kasus DBD yang berpotensi terus meningkat,” jelas perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR ini.
Sementara itu menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), angka kasus DBD pada tahun 2023 juga meningkat di sejumlah daerah. Hingga Juli 2023, jumlah kasus DBD di Indonesia tercatat telah mencapai 35.694 kasus.
Provinsi Jawa Barat memiliki kasus DBD terbanyak lebih dari 6.000 kasus. Kemudian disusul Bali 3.400 kasus, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat (NTB). DPR mengingatkan Pemerintah untuk merespons cepat upaya pencegahan peningkatan kasus DBD.
“Catatan tersebut harus segera disikapi dengan upaya pencegahan masif dengan konsisten menebar pesan kepada masyarakat agar menguras, menimbun dan menutup (3M),” kata Puan.
Mantan Menko PMK ini menambahkan, upaya pencegahan kasus DBD juga mencakup peningkatan pemantauan kasus DBD. Perlu peningkatan akses ke perawatan medis bagi masyarakat, dan menghilangkan sarang nyamuk di sekitar rumah penduduk dengan berbagai sarana dan fasilitas.
“Gerakan bersih-bersih lingkungan, termasuk membersihkan sampah, bak-bak penampungan air yang kerap menjadi sarang nyamuk, harus gencar dilakukan,” tuturnya.
Dia mendorong digencarkan edukasi kepada masyarakat mengenai gejala DBD. Mulai dari demam, lemas, selalu mengantuk, muntah, nyeri perut hebat, pendarahan, bintik merah di kulit, mimisan, gusi berdarah hingga buang air besar berdarah.
“Masyarakat harus benar-benar memahami gejala demam berdarah agar penanganan bisa dilakukan sedini mungkin untuk mencegah munculnya kasus kematian akibat demam berdarah,”tegas Puan. (duk)