JK Kritik Nadiem Makarim yang Disebut Tidak Paham Pendidikan dan Jarang Ngantor  

Penulis: - Senin, 9 September 2024
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Jakarta, Sumselupdate.com – Kritikan pedas disampaikan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK), atas kinerja Mendikbudristek Nadiem Makarim. JK menyebut selama ini menteri pendidikan dijabat orang-orang hebat seperti Ki Hajar Dewantara, Moh Soewandi, Ir R Gunarsa, Daoed Joesoef, Malik Fadjar, Muhadjir Effendi hingga Anies Baswedan.

“Semua ahli-ahli pendidikan. Ada Mas Nadiem yang tidak punya pengalaman sebagai guru, tidak paham pendidikan, tidak pernah ke daerah, jarang ngantor. Bagaimana bisa?” kritik JK dalam forum diskusi Menggugat Kebijakan Anggaran Pendidikan, dipantau lewat YouTube TV Parlemen, Sabtu (7/9/2024).

Apalagi saat ini Nadiem tidak hanya mengurusi pendidikan nasional, tetapi juga mengurusi kebudayaan, riset dan teknologi. “Luas sekali, banyak sekali tetapi orangnya jarang ngantor,” lanjut JK.

Sebelumnya JK juga mengkritik Nadiem Makarim yang mengubah kurikulum pendidikan menjadi merdeka belajar dan menghapus ujian nasional. Menurut JK, hal itu menjadikan pelajar dan mahasiswa di Indonesia tamat asal tamat tetapi tidak bisa bekerja.

JK menyontohkan tamatan sekolah menengah kejuruan (SMK) yang tidak terserap di lapangan kerja sesuai dengan bidang keahliannya, tetapi banyak yang menjadi caddy  golf.

“Sebanyak 70% dari empat caddy di lapangan golf adalah tamatan SMK, itu artinya, yang mana salah? Ekonomi salah atau pendidikan salah? Dua-duanya salah. Ekonomi tidak berkembang, sehingga mereka sekolah SMK tidak ada kerjaan, atau mereka tamat asal tamat, sehingga tidak bisa bekerja. Itulah yang terjadi,” kata JK. (**)

Bantu Kami untuk Berkembang

Mari kita tumbuh bersama! Donasi Anda membantu kami menghadirkan konten yang lebih baik dan berkelanjutan. Scan QRIS untuk berdonasi sekarang!


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.