Jazilul Fawaid : Pemilu 2024 Pilihlah Presiden yang Pancasilais

Jakarta, Sumselupdate. com- Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid menegaskan, makna Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang digali dari nilai-nilai yang hidup di masyarakat sudah final. Namun, makna Pancasila dalam implementasi dan praktik sehari-hari belum final karena mengikuti perkembangan zaman yang terus berubah.

Jazilul mencontohkan makna sila ke-4 Pancasila, yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Pada masa Presiden Soekarno dikenal Demokrasi Terpimpin. Kemudian, pada masa Soeharto, pemilihan presiden dilakukan secara tidak langsung. Sedangkan pada masa reformasi, rakyat secara langsung memilih presiden.

Bacaan Lainnya

“Artinya, implementasi dari makna Pancasila, khususnya makna hikmah kebijaksanaan, makna permusyawaratan, makna perwakilan, berubah-ubah,” kata Jazilul dalam Diskusi Empat Pilar MPR di Media Center, DPR RI Jakarta, Rabu (7/6/2023).

Menurut Jazilul, makna Pancasila juga tergantung para pemimpin dan orang-orang yang mengamalkan. “Makna terkait Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sangat dinamis, tergantung pemimpinya. Karena itu, pada Pemilu tahun 2024 pilihlah presiden yang Pancasilais,”katanya.

Pada Pemilihan Presiden dan Pilkada, lanjut Jazilul, hanya melulu soal elektabilitas. Iman dan takwa tidak pernah menjadi ukuran karena memang tidak bisa diukur. Iman dan takwa hanya sekadar pemanis saja. “Makanya kalau disebut carilah pemimpin yang Pancasilais, semua pasti ketawa. Padahal hal itu sesuatu yang menurut saya penting. Pancasilais menjadi dasar bagi seorang pemimpin punya moral Pancasila, yang mempunyai integritas Pancasila,” tegasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua MPR Prof. Dr. Sjarifuddin Hasan menyebutkan, Pancasila merupakan ideologi dan falsafah bangsa yang mempersatukan Indonesia. Sebagai sebuah bangsa yang besar, Indonesia dipayungi oleh Pancasila. “Jika tidak ada Pancasila, mungkin kita sudah menjadi negara federal. Tetapi, negara Pancasila yang berpenduduk 275 juta jiwa ini tetap utuh sebagai sebuah negara,” kata Syarief.

Dikatakan, masyarakat jangan memperbesar perbedaan, tetapi mengedepankan persamaan. “Perbedaan jangan diperbesar. Perbedaan tetap ada tapi jangan membuat kita terpecah belah. Dan, yang paling penting, kita saling merangkul,”tuturnya.

Syarief Hasan mengingatkan agar kita jangan membiarkan tumbuhnya benih-benih perpecahan di antara anak bangsa. “Kita harus memperkuat persatuan dan kesatuan yang didasarkan pada Pancasila, saling menghargai, dan menghormati satu sama lain, untuk menatap Indonesia ke depan yang lebih baik,”jelasnya.

Dalam konteks Pemilu 2024, Syarief mengatakan Pemilu 2024 menjadi tonggak sejarah bagi Indonesia. Pemilu adalah sebuah proses mengembalikan hak kedaulatan rakyat sesuai UUD NRI Tahun 1945 bukan sebagai tujuan melainkan alat untuk menuju kesejahteraan rakyat. “Pemilu adalah proses demokrasi untuk kesejahteraan rakyat,” tuturnya.

“Pemerintah harus memfasilitasi agar Pemilu 2024 berlangsung dengan jujur dan adil serta lancar dan damai. Berbeda pilihan adalah bagian dari demokrasi. Semua agar tidak menyalahi ideologi Pancasila dan kesatuan dan persatuan bangsa,”tegasnya.(duk)

Yuk bagikan berita ini...

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.