Laporan: Alparisi
Tebingtinggi, Sumselupdate.com – Warga Desa Ulak Mengkudu, Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Empatlawang, dihebohkan dengan penemuan batu besar yang jika dilihat dari samping akan berbentuk seperti kepala manusia.
Penemuan Batu berbentuk kepala manusia itu, ditemukan warga bersama oprtor alat berat, saat melakukan pekerjaan normalisasi sungai di kawasan tersebut, Kamis (16/6/2021) sekitar pukul 10 :30 WIB.
Sontak menjadi perhatian masyarakat sekitar berduyun mendatangi lokasi untum melihat secara langsung.
Kades Ulak Mengkudu, Anshori menceritakan bahwa tepat di seberang sungai Musi yang berhadapan langsung dengan lokasi batu tersebut terdapat makam Puyang Syeikh Ali Majidin anak dari Serunting Sakti atau sering kita sebut dengan pendekar Si Pahit Lidah.
“Di seberang sungai Musi ini ada makam Puyang keturunan dari pendekar si Pahit Lidah,” ucap Anshori.
Camat Tebing Tinggi, Sopian mengatakan penemuan batu besar mirip kepala manusia tersebut ditemukan tak sengaja oleh tim yang sedang melakukan normalisasi sungai Musi sekitar jam 14.00 WIB. Karena penasaran, tim normalisasi sungai musi terus melakukan penggalian hingga akhirnya tampaklah batu besar yang mirip dengan kepala manusia.
“Menurut saya, batu ini berbentuk mirip kepala manusia karena proses dari alam,” kata Sopian kepada awak media, Kamis (16/6).
Selanjutnya, untuk mengetahui apakah batu besar mirip kepala manusia tersebut merupakan batu megalith atau hanya sekedar dibentuk oleh proses alam, Sopian mengatakan akan berkoordinasi dengan dinas terkait yakni Dinas Pariwisata, dan Bidang kebudayaan Dikbud Kabupaten Empat Lawang.
Di tempat sama, Kasi Cagar Budaya Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Empat Lawang, Yulianto Haribowo yang langsung datang ke lokasi mengatakan pihaknya akan melakukan diskusi intern terlebih dahulu, selanjutnya untuk memastikan apakah batu tersebut termasuk batu megalith atau hanya sekedar batu biasa maka dalam waktu dekat akan mendatangkan Arkeolog dari Jambi.
“Bagusnya, di sekeliling batu ini dipasangi tali pembatas agar warga tidak bisa sembarang mendekati batu. Hal itu untuk mencegah ada oknum-oknum yang melakukan vandalisme seperti mencoret-coret batu,” ujar Yulianto. (**)