DPO Begal Motor Diterjang 4 Butir Timah Panas

Minggu, 20 November 2016
ilustrasi

Palembang, Sumselupdate.com – Pelarian Temi (20) begal motor asal Desa Maur Lama, Kecamatan Muara Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) berakhir sudah, setelah empat butir timah panas tim Buser Polres Mura dan Polresta Palembang bersarang dikedua kakinya.

Tersangka ditangkap saat sedang berada di rumah kontrakanya di kawasan Jalan Aur Gading, Kelurahan Silaberanti, Kecamatan Seberang Ulu (SU) I Palembang, Sabtu (20/11/2016) malam.

Lantaran, mencoba kabur dengan cara melompat dari atas sepeda motor petugas yang hendak membawanya ke Polresta Palembang, tersangka terpaksa dilumpuhkan. Berdasarkan informasi yang dihimpun, tersangka terlibat aksi penodongan menggunakan senjata api rakitan (senpira) terhadap korbannya Briptu Feri Anton.

Korban merupakan anggota Polres Mura, pada Oktober 2014 lalu. Saat itu korban hendak pulang ke rumahnya melintas di Jalan Lintas Sumatera, Kecamatan Muara Rupit, Kabupaten Muratara. Setibanya di depan SMP Maur, korban dihentikan lima pelaku yakni Sobirin, ME, AG, serta PD dan tersangka Temi seraya mengacungkan senpira.

Merasa terancam, korban pun menyerahkan sepeda motor Suzuki Nax miliknya kepada kawanan pelaku. Setelah dua tahun buron, akhirnya persembunyian Temi di Palembang terhendus petugas yang langsung berkordinasi dengan Polresta Palembang.

Berada di gang sempit, anggota kepolisian terpaksa mengendarai sepeda motor untuk sampai di rumah kontrakan Temi. Saat itu pelaku sedang tidur di dalam kamar rumah, sehingga dengan mudah dibekuk. Namun, saat hendak dibawa ke Polresta Palembang, tersangka melompat dari sepeda motor dan berusaha kabur.

Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Maruly Pardede mengatakan pihaknya hanya memback up Polres Mura terkait penangkapan pelaku begal di 33 TKP tersebut. “Karena TKP di Mura maka tersangka dibawa ke sana. Kita hanya membackup saja,” terang Maruly.

Sementara itu, tersangka Temi berkilah bila dikatakan sudah 33 kali melakukan aksi kejahatan, ia mengaku baru satu kali, karena tidak mempunyai pekerjaan tetap untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. “Saya hanya petani, karena uang tidak cukup untuk biaya hidup, maka saya ikut jadi begal,” katanya. (tra)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.