Palembang, Sumselupdate.com- Karya (71) seorang petani sawit warga asal Desa Upang Induk, Kecamatan Air Saleh, Kabupaten Banyuasin mengaku sudah beberapa bulan terakhir tidak bisa memanen sawit di kebunnya.
Akibat kesulitan memanen buah sawitnya, Karya bersama dengan dua saudaranya untuk kesekian kalinya mendatangi kantor PT Agrindo Raya yang berada di Jalan Basuki Rahmat, Palembang, Jum’at (08/11/2024).
Karya ingin meminta kepada PT Agrindo Raya yang sebagai pemegang Hak Guna Usaha (HGU) lahan perkebunan kelapa sawit untuk membuka akses jalan Perambahan-Air Salek yang sebelumnya juga telah dihibahkan kepada Pemkab Banyuasin.
Belakangan masalah muncul lantaran jalan alternatif yang biasanya digunakan masyarakat untuk menuju ke Kota Palembang itu tak lagi diperbolehkan untuk jalan yang digunakan petani sawit mengangkut hasil panennya.
Imbasnya, Karya menjadi salah satu petani sawit disana yang sudah beberapa bulan terkahir tak bisa mengangkut hasil panennya.
“Saya jauh-jauh datang dari desa kesini hanya untuk minta ketemu dengan Pak Antony (Antony Sitorus pimpinan PT Agrindo Raya,red). Tapi selalu saja dikatakan tidak ada di tempat dsn saya tidak pernah dilayani dengan baik, cuma disuruh menunggu tanpa ada kejelasan,” keluh Karya.
Akibat penutupan jalan itu, membuat Karya kesulitan kalaupun mau Karya harus mengambil jalur memutari area perkebunan PT Agrindo Raya yang jaraknya jauh.
Dampaknya, akibat memutar terlampau jauh banyak pengemudi angkutan sawit yang menolak untuk mengangkut sawit miliknya.
“Akibatnya banyak dari tandan sawit yang tidak terangkut dan dibiarkan membusuk di pinggir jalan. Ini sangat merugikan saya petani sawit,” keluh Karya.
Sayangnya, upaya Karya untuk menuntut agar PT Agirindo Raya membuka kembali akses jalan untuk angkutan sawit itu seolah bertepuk sebelah tangan.
Selain tak kunjung direspons oleh PT Agrindo Raya, Karya seolah berjuang sendirian karena petani sawit lainnya seolah tutup mata terhadap perjuangan Karya ini.
“Saya berjuang sendiri agar supaya PT Agrindo bisa kembali membuka akses jalan untuk angkutan sawit. Sementara petani lainnya tidak ada yang mendukung saya,” keluh pria paruh baya ini dengan nafas terengah-engah, kemarin (8/11/2024)
Dikatakan Karya dalih dari PT Agrindo Raya yang tak mengizinkan angkutan sawit melintas di jalan tersebut karena banyaknya pencurian buah sawit dari kebun mereka itu tak mendasar.
“Boleh tanya ke petani sawit di sana yang mencuri buah sawit itu siapa ? Bukan kami petani sawit lokal tapi justru pihak lain,” tegasnya.
Dan setelah menunggu lebih dari satu jam lamanya, Karya akhirnya diremui oleh bagian Human Resource Departement (HRD) PT Agrindo Raya, Desi.
Kepada Karya, Desi berjanji bakal melaporkan permohonan ini kepada pimpinannya.
“Nanti akan langsung kami laporkan ke pimpinan, tapi untuk saat ini seluruh pimpinan lagi tidak berada di tempat. Bapak tolong tinggalkan nomor ponsel nanti segera kami hubungi,” pinta Desi.
Sementara itu, terkait penutupan akses jalan PT Agrindo Raya khusus bagi angkutan sawit itu ditanggapi pula oleh tokoh masyarakat Air Saleh yang juga mantan Wakil Bupati Banyuasin, H Slamet Soemosentono.
“Saya sendiri yang mengajukan permohonan agar akses jalan PT Agrindo Raya itu untuk dibuka, tapi dengan syarat untuk angkutan sawit tidak diizinkan melintas,” ungkap Slamet dikonfirmasi, Sabtu (9/11/2024) pagi.
Slamet punya alasan untuk tidak mengizinkan angkutan yang membawa sawit melintas di jalan yang kini telah dihibahkan kepada Pemkab Banyuasin tersebut.
Pasalnya, dari laporan PT Agrindo Raya disebutkan jika kerap terjadi pencurian sawit di kebun mereka.
Dari laporan PT Agrindo buah sawit mereka banyak yang dicuri makanya tidak diizinkan jika ada angkutan sawit yang melintas di jalan tersebut,” tegas Slamet yang kini juga mencalonkan diri sebagai Calon Bupati (Cabup) Banyuasin ini.
Selaku tokoh masyarakat, Slamet mengaku siap untuk bertemu dan memfasilitasi pertemuan Karya dan petani sawit lainnya dengan PT Agrindo Raya, asalkan aspirasi yang disampaikan memiliki dasar dan argumen yang kuat.