Dapat Gelar Daeng Mapunna, ESP Dicecar Soal Status KEK Telok Payo yang Pindah

Penulis: - Senin, 11 November 2024
Dapat Gelar Daeng Mapunna, ESP Dicecar Soal Status KEK Telok Payo yang Pindah

Palembang, Sumselupdate.com – Calon Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Eddy Santana Putra menyambangi Desa Telok Payo, Kecamatan Banyuasin II, Kabupaten Banyuasin dan bertemu dengan warga keturunan Bugis yang ada di Sumsel, Senin (11/11/2024).

Bersama dengan tim pemenangannya, kedatangan ESP di tengah masyarakat yang mayoritas bertani kelapa itu disambut dengan suka cita.

Bacaan Lainnya

Bahkan ESP juga menjadi harapan bagi warga Telok Payo dengan menyematkannya gelar adat Bugis yakni Daeng Mapunna.

“Kami keluarga besar almarhum H Senong, dengan songkok recca ini kami berikan gelar Daeng Mapunna yang artinya mempunyai segalanya,” ucap H Umar, tokoh masyarakat Desa Telok Payo, saat secara simbolis memasang peci khas Bugis ke ESP.

ESP yang hadir juga didampingi anggota DPRD Kabupaten Banyuasin terpilih dari PDIP Sukardi, dititipkan sejumlah masalah yang dialami warga Telok Payo.

Salah satunya, yang menjadi permasalahan di Telok Payo yakni status Kawasan Ekonomi Kreatif yang berada di sana dipindah ke Tanjung Carat.

Bukan tanpa alasan, pada era pembebasan lahan untuk dijadikan KEK itu disambut dengan harapan besar oleh masyarakat di sana yang merupakan petani kelapa.

Seperti yang dicurahkan oleh mantan Kepala Desa Telok Payo Lama, H Kulau menyebutkan area KEK yang dibebaskan itu sebelumnya merupakan perkebunan kelapa.

Namun setelah dibebaskan 67 hektar lahan KEK di Desa Telok Payo itu, tak kunjung ada kegiatan pembangunan dan mangkrak hingga akhirnya juga kini status area KEK itu dipindahkan ke Tanjung Carat.

Terutama ribuan batang pohon kelapa yang ditebang di KEK itu menjadi sarang hama kumbang yang merusak perkebunan kelapa di sekitarnya.

“Termasuk lahan saya juga yang dibebaskan itu sekarang tak bisa ditanam karena rusak,” ucap H Kulau.

Selain itu, H Kulau juga mengungkapkan berpindahnya KEK dari Kecamatan Telok Payo ke Tanjung Carat, menyebabkan tak ada perhatiannya dari pemimpin Sumsel sebelumnya.

“Saya menggarisbawahi tidak ada sentuhan untuk Tanjung Api Api dari gubernur sebelumnya, justru mengecewakan kami yang memindahkan KEK ke Tanjung Carat bahkan tidak ada sosialisasi ke kami,” tegas H Kulau.

Selain itu, H Kulau juga mengutarakan mayoritas warga Telok Payo ini memiliki anak lebih dari dua, imbasnya mereka merasa kesulitan untuk bertani lantaran lahan yang terbatas.

“Di sini keluarga punya empat anak akibatnya mereka sudah tidak ada lahan makanya kami minta kawasan hutan lindung dapat mudah dibebaskan agar mudah digarap oleh masyarakat di sini,” jelas H Kulau.

Terpisah, ESP yang diwawancarai setelah mendapat gelar Daeng Mapunna mengaku sangat bangga bisa bertemu dengan masyarakat Telok Payo.

ESP juga menjelaskan sudah sejak lama saat berkecimpung dunia politik juga banyak mengenal tokoh tokoh berdarah Bugis.

“Alhamdulillah sekarang aku juga orang Bugis, dengan dapat gelar Daeng Mapunna, dengan ini saya yakin orang Bugis pasti memilih  saya,” ucapnya.

Sementara terkait masalah KEK yang telah berpindah dari Desa Telok Payo yang kini hanya menjadi semak belukar dan sarang hama turut disorot ESP.

“Kalau saya menjadi gubernur, Insya Allah permasalahan di setiap desa yang saya datangi akan kami selesaikan,” ucapnya.

Bantu Kami untuk Berkembang

Mari kita tumbuh bersama! Donasi Anda membantu kami menghadirkan konten yang lebih baik dan berkelanjutan. Scan QRIS untuk berdonasi sekarang!


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.