Cerita di Balik Logo Lama Instagram

Kamis, 12 Mei 2016
Logo Instagram Baru

California, Sumselupdate.com – Penampilan Instagram baru-baru ini telah berubah, baik logo maupun tampilan di dalamnya. Pengguna akan menemukan interface yang unik, menarik, flat dan sederhana. Seiring dengan perubahan ini, ada cerita menarik soal logo lama Instagram berupa kamera itu yang kini telah dimatikan.

Pembuat logo lama Instagram adalah sosok bernama Cole Rise, seorang desainer dan fotografer profesional. Kala itu di tahun 2010, pendiri Instagram Kevin Systrom menghubungi Cole untuk membuat logo aplikasi Instagram. Mereka memang berteman.

Saat itu, Instagram sudah tersedia di toko aplikasi App Store selama dua minggu dan Apple ingin memajangnya di homepage. Masalahnya, desain logo Instagram yang sudah ada dianggap tidak terlalu bagus.

Logo awal itu didesain oleh Systrom sendiri dan dinilai mirip dengan kamera Polaroid. Maka, Systrom ingin logonya diubah menjadi lebih unik. Kepada Cole, ia mengajukan sebuah ide, yaitu logo yang berbasis kamera merek Bell & Howell yang keluar di tahun 1940an.

Logo Lama Instagram

Masalahnya, Systrom terlalu mendadak meminta desain baru pada Cole. Apple memberikan deadline, jika Systrom tidak segera mengajukan logo baru, maka Instagram tidak jadi ditampilkan di homepage App Store.

Maka, Cole langsung bekerja keras. Setelah mengutak atik selama kurang dari satu jam saja, ternyata Cole sudah berhasil mengubah logo tersebut menjadi lebih keren. “Aku menghubunginya 45 menit kemudian dan dia mengatakan terima kasih, teman,” kata Cole yang detikINET kutip dari Tech Times.

Instagram pun sukses ditampilkan di homepage App Store dan kian populer. Logo buatan Cole kemudian sedikit dipermak dan menjadi logo yang dikenal pengguna Instagram sekarang, sebelum diubah ke yang baru.

Cole sendiri kemudian menjadi konsultan desain Instagram dan turut membuat beberapa filter. Lalu, bagaimana tanggapannya terhadap logo baru Instagram yang berubah drastis dari logo buatannya?

“Aku sangat senang mereka akhirnya melakukannya. Perubahan itu berat. Berat untuk mengubah bahasa visual secara drastis ketika orang sudah terbiasa dengan yang lama. Butuh keberanian untuk melakukannya,” katanya. (adm3)

Bantu Kami untuk Berkembang

Mari kita tumbuh bersama! Donasi Anda membantu kami menghadirkan konten yang lebih baik dan berkelanjutan. Scan QRIS untuk berdonasi sekarang!


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.