Antologi Cerpen “Senyum 21” Ajak Pembaca Hadapi Persoalan Hidup dengan Senyuman

Minggu, 28 Juni 2020

Palembang, sumselupdate.com – Berbagai persoalan hidup yang disikapi dengan senyuman tergambar dalam antologi cerpen “Senyum 21” karya Solehun. Semua cerpennya seakan mengajak pembaca, terutama generasi milenial, untuk jangan pernah berhenti tersenyum di tengah berbagai persoalan yang muncul pada abad 21 atau era 4.0 ini.

Faktanya, senyuman akan membuat seseorang merasa bahagia. Senyuman juga akan membimbing seseorang menjadi pribadi yang sehat dan kuat, bersikap terbuka, bersahabat, dan peduli sesama.

Yang perlu disadari, ternyata untuk bisa tersenyum di tengah himpitan persoalan hidup bukan hal mudah. Berkaca pada cerpen dalam antologi ini, hal ini membutuhkan karakter yang kuat dari pelakunya. Konkritnya, dia harus mampu menginternalisasi nilai-nilai iman dan taqwa, patriotik, kasih sayang, kejujuran, atau integritas diri dalam kehidupan aktual dan kontekstual.

Persoalan hidup yang dihadirkan dalam kumpulan cerpen ini ternyata juga cukup beragam. Ada persoalan hidup yang hadir karena kondisi zaman yang sudah demikian akrab dengan fenomena gadget dan digital. Ini terlihat pada cerpen “Jarimu Harimaumu”, “Terbuai Game Online”, dan “Ojek Simpang”. Juga ada pada cerpen “Gara-gara Ingin Viral”, ”Youtuber”, dan “The World has Changed”.

Ada pula persoalan hidup yang timbul karena salah pergaulan sehingga seseorang terjerumus pada aksi begal, tawuran, geng motor, dan penyalahgunaan narkoba. Ini tergambar pada cerpen berjudul “Salah Pilih Teman”, “Buah Tawuran”, “#savepratama”, dan “Four F”.

Persoalan yang terkait dengan akhlak atau norma sosial juga tergambar dalam kumpulan cerpen ini. Di sini, kita dapat menemukannya ketika membaca cerpen berjudul “Dikejar Xpander”, “Tak Mau Jadi Gelandangan”, dan “Bermain Jawaban Soal”.

Persoalan himpitan ekonomi juga turut mewarnai antologi cerpen ini. Kita dapat menemukannya pada cerpen berjudul “Jualan Online” dan “Ayah Tersenyum di Kuburnya”.

Adapun persoalan yang menyangkut karakter seperti peduli sosial, jujur, dan patriotik terlihat pada cerpen “Panggilan Puisi”, “Kantin Tipu-Tipu”, dan “Pingsan di Hari Pahlawan”.

Pada bagian lain, ditemukan pula persoalan yang menghadang di tengah upaya pengembangan minat dan bakat. Dengan membaca cerpen “Da’i Remaja”, “Milenial Berdangdut”, dan “Yes, Aku Bisa!”, persoalan tersebut akan kita jumpai.

Dengan melihat temanya yang secara umum mengangkat kemampuan pelajar dalam mengatasi pernak-pernik persoalan hidup, antologi cerpen ini tentu bermanfaat untuk penguatan pendidikan karakter di sekolah. Bahkan lebih luas, antologi ini dapat menjadi instrumen bahan bacaan untuk menggerakan revolusi mental di masyarakat.

Antologi cerpen ini tentunya juga bermanfaat bagi peminat atau pejuang pendidikan karakter. Sebab, di balik ceritanya yang bergaya milenial, terdapat banyak nilai karakter yang dapat dimanfaatkan untuk menguatkan karakter diri peserta didik, tentunya dengan gaya story telling yang terasa lebih enjoy. (shn)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.