Jakarta, Sumselupdate.com — Wakil Ketua Baleg Willy Aditya mengatakan, tembakau merupakan identitas nasional. Sejak dulu tanaman tembakau sudah ada dan menjadi mata pencarian sebagian masyarakat.
“Kalau kita tidak berpihak kepada keberadaan tembakau, terus kita biarkan petani tembakau kehilangan mata pencarian,” ujar Willy dalam sebuah diskusi di ruangan PPID DPR, Jakarta, Rabu (18/9/2024).
Menurut Willy, berbicara tembakau harus dari hulu ke hilir. Soalnya hal Ini satu paket komplit. Ada petani, pedagang rokok, asongan, industri dan ada ekosistem.
Willy menambahkan, pemerintah boleh saja melarang merokok di tempat tertentu, namun harus disediakan juga smoking area. Biar adil. “Jangan hanya melarang tapi tidak dibuat solusinya. Toh kita bayar pajak kok dari rokok, ” katanya.
Anggota Komisi IX DPR Ri Yahya Zaini menjelaskan, lebih 10 tahun dia memperjuangkan petani tembakau, pedagang asongan dan penjual rokok. Yahya berjuang , sebagai anggota DPR maupun tidak menjadi anggota DPR.
“Yang kita bela bukan industri besar tapi petani tembakau, buruh pabrik, asongan, warung kecil dan pedagang kaki lima, ” kata Yahya.
Menurut Yahya, mereka yang mencari nafkah dari tembakau atau rokok adalah kelas menengah ke bawah. Sekitar enam juta orang mencari nafkah dari rokok.
Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan Minuman, Sudarto AS menjelaskan, anggota yang dipimpin sejak tahun 2015 sebagian buruh rokok tapi sejak tahun 2024 nanti bukan hanya tembakau tapi termasuk makanan minuman. Karena kalau dilihat PP 28 Tahun 2024 akan kena cukai. Jadi ada pengaturan tentang fiskal dan non fiskal.
Dikatakan, regulasi pengendalian tembakau satu bentuk tekanan luar biasa terhadap stake holder lain. Regulasi pengendalian itu sangat membahayakan pihak terkait dari hulu sampai hilir. Bukan hanya buruh pabrik yang terancam di PHK, namun petani, pedagang rokok serta pedagang kecil.
“Sejak saya nenjadi ketua serikat pekerja tahun 2015 sudah 67.000 buruh pabrik rokok dirumahkan akibat kebijakan pemerintah yang merugikan pengelola pabrik rokok dan petani tembakau. Rokok disebut sebut membahayakan kesehatan,” jelasnya.
Sudarto menambahkan, larangan merokok karena dianggap bisa berdampak merusak kesehatan tidak dipungkiri, akan tetapi banyak juga jenis makanan dan minuman yang dapat merusak kesehatan.
“Sisi positifnya dari rokok adalah sebagai simbol pergaulan dan persababatan. Seringkali kita ditawarkan rokok sebagai tanda persahabatan. Dan rokok sering juga disediakan dalam sebuah hajatan,” tegasnya. (duk)