Aesan Paksangko Khas Palembang Dikenakan Artis Malaysia, Begini Respons Budayawan Sumsel

Rabu, 1 Desember 2021
Tangkapan layar postingan akun Instagram @putri_santubong_musical

Laporan Haris Widodo

Palembang, Sumselupdate.com — Budayawan Palembang Yaii Back turut mengomentari artis Malaysia yang menggunakan pakaian khas yang disebut-sebut pakaian khas kerajaan Sriwijaya. Dalam postingan akun Instagram @putri_santubong_musical, tampak Maya Karin artis Malaysia yang memerankan Putri Santubong dalam drama musikal The Warrior disebut mengenakan aesan Paksangko khas Palembang.

Ditemui Sumselupdate.com di kediamannya yang berada di Jalan Sultan M Mansyur Lorong Keluarga Kecamatan Bukit Lama Palembang, Yaii Back mengatakan jika Aesan Paksangko yang dipakai artis Malaysia  tersebut merupakan pakaian pengantin adat Palembang yang sudah ada sejak jaman kesultanan.

“Pakaian pengantin adat Palembang itu ada empat jenis yaitu Aesan Gede, Aesan Paksangko, Aesan Mentri, dan Aesan Haji, yang sudah ada sejak zaman kesultanan dahulu,” ujarnya kepada Sumselupdate.com, Selasa (30/11/2021).

Advertisements
Pakaian adat Palembang Aesan Paksangko/ Dok. Yaii Back

“Mungkin wong Malaysia merasa keturunan wong Palembang. Malaysia dan Singapura dulu kan didirikan oleh Sultan Raja Pameswara (Iskandar Syah) yang lahir di Palembang,” sambungnya.

Ia mengatakan Aesan Paksangko sendiri diambil dari kata “tapak”, sementara “Sangko” sendiri merupakan benda yang diletakkan di dahi pengantin perempuan, yang kemudian jadilah disebut Aesan Paksangko. Pakaian ini, ungkapnya, menjadi warisan asli dari Zaman Sriwijaya.

“Aesan Gede sendiri datang dari zaman Hindu Budha yang pakaiannya masih terbuka. Setelah masuknya ajaran agama Islam Aesan Gede dak dipakek lagi, dan berubah pakaian pernikahannya yang menjadi lebih tertutup,” katanya.

Budayawan Palembang Yaii Back/ Foto: Haris Widodo

 

Tidak sampai di situ, dalam Aesan Paksangko pengantin perempuan menggunakan Baju Kurung, menggunakan Paksangko, pending, sewet Songket dan aesan-aesan pucuk lainnya. Sementara itu untuk pengantin pria sendiri menggunakan Aesan Juba, Ketu dan celana belabas.

“Di zaman sekarang Aesan Paksangko dapat digunakan dengan menggunakan warna baju pengantin berwarna merah dan biru. Namun yang lebih utama digunakan adalah warna merah yang biasa digunakan saat Mungga,” urainya.

Ia berharap kepada pemerintah terutama Gubernur dan Walikota Palembang untuk secepatnya mematenkan secara resmi warisan budaya Palembang tersebut.(**)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.