9 Juta Warga Alami Gizi Buruk, Pemerintah Targetkan Tahun 2030 Indonesia Bebas Stunting

Jumat, 9 April 2021
Ilustrasi.

Laporan: Haris Widodo

Palembang, Sumselupdate.com – Stunting merupakan kondisi akibat kekurangan gizi berkepanjangan yang berpengaruh pada perkembangan fisik dan otak anak. Atau dengan kata lain kurangnya tinggi badan pada anak.

Stunting hanya dapat didiagnosa dengan membandingkan terhadap bagan tumbuh kembang yang sesuai standar.

Permasalahannya, apabila dilihat dari prevalensi stunting dalam 10 tahun terakhir, dapat disimpulkan bahwa stunting merupakan salah satu masalah gizi terbesar pada bayi di Indonesia.

Advertisements

Menurut data 2019, jumlah kasus stunting di Indonesia mencapai 29,67%, lebih tinggi dari dari angka standar WHO yaitu 20%.

Data terkini juga menunjukkan bahwa sekitar 9 juta balita  Indonesia saat ini mengalami stunting, yang artinya 1 dari 3 bayi yang dilahirkan terdiagnosa stunting.

Kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi pada tahun lalu hingga kini, diyakini memperburuk jumlah angka stunting.

Di mana seluruh aspek pasti terpengaruh terutama perekonomian, yang tentu saja berdampak pada tumbuh kembang anak.

Sebanyak 60% posyandu tidak menjalankan fungsinya, dan lebih dari 86% program stunting berhenti akibat pandemi.

Menyadari hal ini, dua lembaga nirlaba 1000 Days Fund atau Yayasan Seribu Cita Bangsa dan Yayasan Kesehatan Perempuan mencanangkan sebuah inisiatif publik bertajuk Gerakan Nasional #IndonesiaBebasStunting 2030.

Dengan dicanangkannya gerakan ini, diharapkan berbagai elemen masyarakat tergugah untuk memahami, mendukung, dan beraksi secara bersama untuk menurunkan angka stunting di Indonesia.

Gerakan Nasional #IndonesiaBebasStunting2030 memiliki misi untuk: Mendukung upaya pemerintah dalam menurunkan prevalensi kasus stunting; Meningkatkan kesadaran masyarakat dengan memberikan edukasi dan informasi tentang stunting.

Menggalang partisipasi, dukungan dan aksi mereka dalam upaya nasional mengentaskan Indonesia dari stunting; dan membangun aspirasi dan aksi sosial dan politik di daerah di seluruh Indonesia dalam upaya yang tersinergi terkait program intervensi keluarga yang efektif.

Sebagai mitra utama gerakan menuju #IndonesiaBebasStunting2030, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), yang pada tahun 2020 lalu dimandat oleh Presiden Joko Widodo untuk memimpin Program Percepatan Penangangan Stunting, mengapresiasi inisiatif apapun dari masyarakat yang mendukung misi ini.

Kepala BKKBN Dr (HC) dr Hasto Wardoyo, SpOG(K) menyatakan penurunan prevalensi stunting merupakan pilar utama bagi pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas di masa depan, oleh karena itu, misi ini perlu melibatkan pihak-pihak di luar pemerintah.

Untuk itu, BKKBN akan segera mewujudkan kemitraan dengan sebanyak-banyaknya pihak melalui wadah #1000MitraUntuk1000Hari.

“Kami sangat menghargai organisasi-organisasi aktivis yang meluncurkan gerakan ini yang telah menjadi mitra BKKBN, karena kami selalu menjadi sahabat mitra dan sahabat keluarga,” ujar Hasto Wardoyo.

Dikatakannya, melalui kerja sama dengan BKKBN, gerakan #IndonesiaBebasStunting2030 akan menggalang dukungan, partisipasi dan aksi dari berbagai elemen masyarakat, baik dari pemerintah, swasta, organisasi masyarakat, komunitas dan individu untuk bergabung dalam wadah #1000MitraUntuk1000Hari.

Elemen yang akan membentuk #1000MitraUntuk1000Hari adalah sinergi upaya-upaya penanganan stunting yang dilakukan oleh lembaga pemerintah, pihak swasta, organisasi masyarakat dan aktivis, komunitas, maupun individu baik di tingkat nasional maupun daerah, untuk mendukung program pendampingan dan intervensi stunting di tingkat keluarga dan ibu-ibu hamil di seluruh Indonesia selama 1.000 hari.

Sementara itu, Zack Petersen, Lead Strategist 1000 Days Fund mengatakan ada 9 juta anak balita di Indonesia yang mengalami stunting.

“Ini adalah sumber daya manusia masa depan Indonesia.  Mereka tumbuh  dengan ancaman pneumonia dan diare, dan sering sakit, otak dan sistem imunitas mereka tidak tumbuh dengan seharusnya sehingga mereka tidak bisa berkontribusi pada pembangunan dan kesejahteraan Indonesia,” katanya.  (**)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.