Jakarta, Sumselupdate.com – Serangan Iran ke Israel tidak hanya meningkatkan ketegangan kedua negara dan juga kawasan Timur Tengah. Lebih dari itu, perekonomian Indonesia juga bisa ikut terdampak.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menyampaikan, setidaknya ada empat dampak serius dari serangan Iran ke Israel terhadap perekonomian Indonesia.
Pertama, serangan ini dapat mendorong peningkatan harga minyak mentah hingga 4,4% year on year (yoy) ke level US$ 85,6 per barrel. Iran merupakan negara penghasil minyak terbesar ke-7 di dunia. Akibat konflik ini, produksi serta distribusi minyak Iran bisa saja terganggu.
“Kenaikan harga minyak bisa berimbas ke pelebaran subsidi energi, sehingga menyebabkan nilai tukar rupiah melemah,” kata Bhima Yudhistira kepada Beritasatu.com –jaringan Sumselupdate.com, Minggu (14/4/2024).
Kedua, serangan ini juga bisa menyebabkan aliran investasi asing keluar dari negara berkembang. Investor akan mencari instrumen investasi yang lebih aman, seperti emas atau dolar AS. Dampaknya, rupiah bisa saja melemah hingga Rp 17.000 per dolar AS.
Ketiga, kinerja ekspor Indonesia juga akan terganggu, khususnya ke Timur Tengah, Eropa, dan Afrika. Kondisi ini bisa menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali melambat di kisaran 4,6-4,8% pada 2024.
Keempat, serangan Iran ke Israel juga memberikan dorongan inflasi karena naiknya harga energi. Rantai pasok global yang terganggu juga membuat produsen harus mencari bahan baku dari tempat lain, sehingga akhirnya biaya produksi menjadi naik. Ujung-ujungnya, kenaikan biaya produksi tersebut akan dibebankan ke konsumen. (**)