Jakarta, Sumselupdate.com — Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno menegaskan pentingnya pengembangan teknologi waste-to-energy di Indonesia dalam menghadapi darurat sampah yang mencapai 56 juta ton per tahun.
Kunjungan ini bertujuan melihat langsung proses pengolahan sampah menjadi energi listrik serta mendukung pengembangan teknologi waste-to-energy di berbagai wilayah di Indonesia.
Menurut Eddy, saat ini Indonesia menghadapi darurat sampah dimana menghasilkan 56 juta ton sampah per tahun.
“Dari 56 juta ton sampah yang dihasilkan terkelola hanya 40 persen. Situasi darurat sampah menyebabkan bukan hanya masalah lingkungan tapi kesehatan dan lebih dari itu masalah sosial yang berkepanjangan,” katanya.
Menurut Eddy PLTSa Benowo contoh konkret bagaimana sampah direduksi secara signifikan dan sekaligus diolah menjadi sumber energi bermanfaat.
“Teknologi waste-to-energy seperti ini harus kita kembangkan di seluruh Indonesia untuk mengurangi volume sampah sekaligus menyumbang pasokan energi terbarukan,” jelasnya.
Sebagai pimpinan MPR RI dan di Komisi XII DPR RI Eddy berkomitmen untuk memperjuangkan regulasi agar Pembangkit Listrik Tenaga Sampah menarik minat investor.
“Kami terus mendorong evaluasi terhadap regulasi agar semakin banyak lagi investor tertarik bermitra dengan pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah. Termasuk dalam hal ini skema penyewaan aset pemda, tipping fee dan harga jual listrik PLN,” jelasnya.
Eddy yakin skema waste to energy yang dikembangkan PLTSa Benowo ini memberikan 2 manfaat sekaligus pengurangan sampah karena dikelola sekaligus menjadi sumber energi terbarukan
“Harapannya dengan regulasi yang memudahkan investor mengelola sampah maka mendapatkan tiga hal sekaligus. Pertama, hadirnya investasi yang sekaligus membuka lapangan kerja. Kedua, mendorong percepatan transisi energi dan Ketiga menangani permasalahan sampah yang sudah akut di seluruh daerah di Indonesia,”tutur Eddy.
PLTSA Benowo saat ini mampu mengolah sekitar 1.000 ton sampah per hari dan menghasilkan 11 megawatt listrik yang disalurkan ke jaringan PLN. Eddy berharap, keberhasilan PLTSA Benowo dapat menjadi model bagi daerah lain mengembangkan fasilitas serupa.
“Saya berharap ke depan semakin banyak daerah mengadopsi teknologi waste-to-energy seperti di Benowo. Dengan demikian, kita dapat mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA dan sekaligus menyediakan sumber energi terbarukan bagi masyarakat,” tegas Anggota DPR RI Komisi XII yang membidangi masalah lingkungan hidup tersebut. (duk)