Sri Mulyani Bicara Perempuan Melek Keuangan di Argentina

Sabtu, 1 Desember 2018
Sri Mulyani

Jakarta, Sumselupdate.com – Era ekonomi digital telah meningkatkan literasi keuangan dan literasi digital khususnya untuk perempuan di Indonesia. Hal ini didukung dengan adanya empat unicorn yang telah berhasil mentransformasi ekonomi dan membuka akses kepada pengusaha termasuk perempuan.

Para pengusaha yang sebelumnya tidak punya akses terhadap pasar, menjadi sangat mudah terhubung dengan pasar. Perkembangan ini sangat membantu perempuan terlibat aktif dalam inklusi keuangan.

Demikian disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam diskusi panel “The Role of Finance for Women’s Economic Empowerment” di Buenos Aires sebagai rangkaian pertemuan tahunan negara-negara anggota G20.

Berdasarkan keterangan resmi Kementerian Keuangan yang dikutip, Sabtu (1/12/2018). Dalam acara ini hadir panelis lain yaitu Presiden Bank Dunia Jim Young Kim, Gubernur Provinsi Buenos Aires Maria Eugenia Vidal dan Sekretaris Hubungan Ekonomi India Subhash Chandra Gark.

Advertisements

Dalam diskusi panel dengan moderator Ratu Kerajaan Belanda Ratu Maxima, Sri Mulyani menjelaskan bahwa perempuan lebih banyak bekerja di sektor informal karena sesuai dengan karakteristiknya yaitu masih bisa menjaga keluarga.

“Adanya perusahaan unicorn di Indonesia telah memudahkan perempuan untuk bisa menjalankan dua hal yaitu menjaga keluarga dan mencari uang dalam waktu yang sama. Salah satu efek positif perubahan teknologi adalah meningkatnya inklusi keuangan untuk perempuan,” ujar Sri Mulyani.

Menurut Dia, peningkatan inklusi keuangan perempuan akan meningkatkan kesejahteraan, mengurangi kemiskinan, dan menjembatani kesenjangan yang sering menjadi permasalahan negara berkembang.

Dalam perkembangan teknologi, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyampaikan adanya tantangan untuk meningkatkan inklusi digital bagi perempuan. Kemampuan literasi digital yang lebih rendah, kurangnya jaminan untuk mendapatkan pembiayaan lembaga keuangan formal, dan lebih nyaman dengan sektor informal merupakan tantangan dari sisi permintaan.

Dari sisi penawaran, perempuan menghadapi kendala yaitu masih adanya kesenjangan informasi dan infrastruktur teknologi khususnya di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) yang bisa dioptimalkan oleh perempuan, dan kurangnya variasi jenis pembiayaan untuk menjangkau perempuan belum bankable.

Menghadapi tantangan tersebut, Menkeu menyampaikan beberapa hal yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Menkeu menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur menjadi penting untuk mengatasi permasalahan digital bagi Indonesia sebagai negara kepulauan, seperti pembangunan satelit, pemerataan tenaga listrik, dan infrastruktur lunak seperti pendidikan.

“Dari sisi fiskal, Indonesia telah menerapkan kebijakan anggaran yang responsif gender. Kebijakan yang disusun adalah dengan budget tagging, untuk memastikan berapa rupiah yang dibelanjakan untuk agenda terkait gender,” jelas Sri Mulyani. (adm3/dtc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.