Soal Petugas KPPS Meninggal, Dokter Sebut Faktor Beban Kerja dan Kafein

Sabtu, 20 April 2019

Jakarta, sumselupdate.com – Sejumlah daerah melaporkan banyaknya petugas Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal. Dikutip dari detikcom, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat melaporkan 10 petugas KPPS selama pelaksanaan pemilu 2019.

Menurut Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Ari Fahrial Syam, banyaknya petugas KPPS meninggal tak bisa dilepaskan dari faktor kelelahan.

Petugas dipaksa bekerja terus menerus untuk memenuhi tenggat waktu pengumpulan hasil suara di tiap wilayah, meski tubuh sudah terlalu lelah.

“Beban petugas KPPS luar biasa dengan masa kerja lebih dari 8 jam sehari. Supaya bisa bekerja optimal, petugas KPPS akhirnya pakai doping misal minuman berenergi yang biasanya mengandung kafein. Kandungan inilah yang akhirnya mempengaruhi kerja jantung,” kata Prof Ari pada Sabtu (20/4/2019).

Advertisements

Menurut Prof Ari, kafein menyebabkan jantung bekerja lebih cepat dan meningkatkan tekanan darah.

Hal ini berisiko buruk bagi petugas KPPS yang sebelumnya sudah punya penyakit gangguan jantung dan pembuluh darah atau hipertensi. Penyakit tersebut bisa sewaktu-waktu mengancam nyawa petugas KPPS yang sedang bekerja.

Risiko kesehatan juga datang dari pola makan dan minum yang berantakan akibat mengejar tenggat waktu. Makan seadanya dan kurang minum bisa mengakibatkan gangguan pencernaan pada petugas KPPS, terutama bagi yang sebelumnya telah mengalami penyakit tertentu.

Dengan risiko ini Prof Ari mengingatkan petugas KPPS supaya lekas istirahat bila merasa lelah dan makan teratur. Prof Ari juga menyarankan evaluasi sistem Pemilu dan perhitungan suara untuk hasil yang lebih baik. (adm3/dtc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.