Palembang, Sumselupdate.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang melalui Dinas Pendidikan telah menetapkan proses belajar mengajar dengan tatap muka pada pekan kedua Januari 2021. Hal ini tentunya menjadi tantangan dan konsekuenasi yang harus ditanggung kedepannya.
Pemerintah mengalaskan keputusan ini diambil sebagai tindak lanjut dari Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri terkait pembelajaran tatap muka pada Januari 2021, memberikan kewenangan pembukaan satuan pendidikan kepada kepala daerah masing-masing.
Namun hal ini ditanggapi serius oleh pihak akademisi. Kegiatan belajar harus dengan ketat melaksanakan protokol kesehatan. Jika tidak, maka penyebaran Covid-19 akan menjadi konsekuensi sekolah.
Akademisi Pendidikan, Jowo Siswanto mengatakan, meskipun telah ditetapkan sistem belajar dengan bergantian atau shift, tetapi jika kegiatan belajar mengajar tatap muka berlangsung ditakutkan menimbulkan klaster baru.
“Kalau masih kondisinya fluktuatif (naik turun-red) dan diadakan sekolah offline (tatap muka-red) maka akan semakin parah. Apalagi saat berkumpul anak susah diatur, jangankan pelajar di kampus pun mahasiswa susah jaga jarak,” ujar Joko, Selasa (22/12/2020).
Pembelajaran tatap muka tetap hanya diperbolehkan untuk satuan pendidikan yang telah memenuhi daftar periksa, yakni ketersediaan sarana dan prasarana kebersihan seperti toilet bersih, sarana cuci tangan, hand sanitizer, masker dan disinfektan.
Selanjutnya, mampu mengakses fasilitas pelayanan kesehatan, kesiapan menerapkan wajib masker serta memiliki alat pengukur suhu badan (thermogun).
Menurutnya, bagi daerah yang zona hijau atau kuning dipersilahkan untuk KBM tatap muka, akan tetapi jangan sekaligus namun bertahap.
“Untuk sementara kita harus melalui daring dulu namun bertahap untuk tatap muka, seperti zona hijau atau kuning silahkan di buka sekolahnya dengan jumlah siswa yang sedikit,” katanya.
Diakuinya, belajar secara daring memang sangat menjenuhkan, namun disisi lain kesehatan lebih diutamakan.
“Memang bosen belajar daring, saya akui itu. Sehingga menurut saya, jika ingin tatap muka kurun waktu dua minggu sekali bisa dilakukan, tapi itu di atur maksimal 50 orang,” katanya. (Iya)