Palembang, Sumselupdate.com – Kasus kematian Finanda Juni Harta (14) santri di Pondok Pesantren Raudhatul Ulum di Jalan KH M Harun, Sakatiga, Inderalaya, Kabupaten Ogan Ilir, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban.
Terlebih kematian korban mengalami kejanggalan. Pihak keluarga yang curiga dengan kematian korban mendatangi Polda Sumsel dan melakukan pemeriksaan jasadnya di RS Bhayangkara Polda Sumsel, Selasa (23/10/2018), sekitar pukul 17.30.
Hingga malam ini pihak keluarga Juni masih menunggu di kamar jenazah RS Bhayangkara Palembang.
“Iya meninggalnya di Ponpes, itu diantarkan sama pihak pondok, terus mereka bilang sakit. Tapi tidak tahu sakit apa, tidak ada penjelasan,” ungkap Senen (36) paman korban didampingi Soharudin (40) orang tua korban.
Diketahui Juni merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Juni merupakan warga Desa Muara Kunjung, Kecamatan Babat Toman, Kabupaten Muba. Selama ini korban tidak ada riwayat sakit.
Senen mengatakan, keponakannya mengalami luka lebam di punggung, lengan, serta benturan di kepala belakang.
“Selama ini santri disana, lalu keluarga dapat kabar sakit, pihak pesentren bilang sakit, tetapi tidak jelas sakit apa,” ungkapnya.
Dia meminta kejelasan penyebab meninggalnya korban. “Bila sakit, sakitnya seperti apa, namun bila ada unsur kekerasan atau tindak pidana, kami meminta kasusnya untuk dituntaskan supaya jelas duduk perkaranya,” tandasnya. (tra)